TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan setelah pilres rakyat memiliki kecenderungan lebih optimis. Menurut dia secara umum perjalanan bangsa sudah menuju ke arah yang benar. Rakyat juga menilai kehidupan politik, penegakan hukum, keamanan, serta kondisi ekonomi akan lebih baik.
"Ini menjadi modal sosial bagi pemerintahan berikutnya," kata Djayadi Hanan saat memaparkan hasil siginya di Hotel Sari Pan Pacific, Ahad, 10 Agustus 2014. (Baca: Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya)
Ada 34 persen responden yang menyatakan kondisi politik baik, sebanyak 19 persen menilai buruk, sedangkan 30,9 persen menganggap sedang-sedang saja. Untuk penegakan hukum, 38 responden menyatakan kondisinya baik, 26,8 menyatakan buruk, dan 26,6 menilai sedang.
Mayoritas masyarakat juga puas dengan kondisi keamanan, yakni 61 persen. Hanya 9,7 persen responden yang menilai keamanan buruk, dan 23,6 persen menyatakan sedang saja. (Baca: Mayoritas Masyarakat Puas Pilpres 2014)
Kondisi ekonomi sekarang dibandingkan tahun lalu juga dianggap semakin membaik. Ada 36,9 persen responden menilai kondisi ekonomi lebih baik, 15,7 persen responden menilai lebih buruk, dan 38,6 persen menyatakan tak ada perubahan.
"Ini menunjukkan pemilih cenderung optimis dengan berbagai kondisi makro," kata dia. Kondisi ini, kata dia, terjadi setelah KPU mengumumkan calon presiden terpilih Jokowi sebagai pemenang pilpres. Kini, kata dia, kita tinggal melihat, apakah presiden berikutnya bisa memanfaatkan momentum ini untuk membuat pemerintahannya lebih memiliki legitimasi dan stabil. "Stabilitas dan legitimasi ini penting untuk mewujudkan janji seusai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono berakhir."
Peneliti senior Centre for Strategic and International Studies, J. Kristiadi, sepakat dengan hasil sigi SMRC. Menurut dia, survei SMRC sudah sesuai dengan kaidah. Hasil survei SMRC adalah masyarakat puas dengan penyelenggaraan pemilihan presiden yang dinilai bebas dan jujur. Masyarakat juga optimis akan masa mendatang.
Kristiadi juga mengatakan survei ini berguna menjaga kewarasan publik lantaran banyaknya politik verbal tanpa bukti yang gaduh akan propaganda. "Politik menjadi tak waras kalau pemilik modal mengkonstruksi realitas yang tak asli." (Baca: Adnan Buyung: Penambahan Materi Baru Tidak Adil)
Proses sigi SMRC ini berlangsung dari 21 hingga 26 Juli 2014 di 33 provinsi. Ada 1.200 responden dari riset ini yang dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling. Namun, saat wawancara hanya ada 1.041 responden yang bisa dianalisis. Margin of error riset ini sebesar 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler
Kabar Pembakaran Rumah Saksi Prabowo Tak Terbukti
Pria Saudi Tak Boleh Nikahi Wanita dari Negara Ini
Tim Jokowi Siapkan 80 Halaman Pembelaan
Enam Wilayah Indonesia Waspada Penyebaran ISIS
Massa Prabowo Bentrok dengan Polisi di KPU Jatim