TEMPO.CO, Jakarta - Industri pariwisata menempati urutan keempat sebagai penghasil devisa terbesar di Indonesia, setelah sektor pertambangan dan pertanian atau perkebunan.
Menurut Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk meningkatkan industri pariwisata di Indonesia, diperlukan kesamaan pemahaman dari semua unsur, bahwa pariwisata itu penting. "Semua unsur yang dimaksud itu baik dari pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat di sekitar destinasi wisata serta pemangku kepentingan kepariwisataan terkait lainnya," katanya saat menjadi keynote speaker dalam seminar 'Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) bertajuk 'Geo Politik Pariwisata Indonesia 2014 dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015', pada 26 Februari 2014.
Menurut Mari, ia sudah memberi tugas ada 26 program kepada GIPI."Realistis saja, saya minta pilih mana yang jadi prioritas. Apakah soal promosi bersama atau soal infrastruktur agar nanti kita koordinasikan bersama," kata Mari.(Baca : AEC 2015, Baru 3 Usaha Pariwisata Penuhi Standar)
Sebanyak 26 program ini di antaranya, minat khusus atau MICE. Seperti, golf, sport tourism (marathon dan cycling). "Bisa diatur bagaimana cara melakukannya apakah dengan promosi atau infratruktur bersama," kata Mari.
Ini dalam rangka pemerintah dan GIPI mempersiapkan memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community-AEC) pada 2015. Dari seminar ini diharapkan bisa ada visi dan komitmen bersama dan identifikasi program penting yang bisa dikerjakan bersama pemerintah.
"Industri pariwisata satu sama lain saling tergantung. Semua asosiasi saling berkaitan, memajukan pariwisata bersama," katanya.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Pemilik Rekening Gendut Jadi Wakapolri
Kisruh Risma-Wisnu, Mega dan Jokowi ke Surabaya
Diperiksa KPK, Anas Kembali Sebut SBY