TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas vulkanik Gunung Kelud terus menunjukkan peningkatan. Sejumlah hewan liar dari puncak Kelud mulai turun menyatroni permukiman penduduk.
Petugas pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mencatat terjadi 22 gempa vulkanik dalam, 97 gempa vulkanik dangkal, serta tiga gempa tektonik jauh. Adapun suhu di puncak mencapai 56,5 derajat Celsius. "Secara kegempaan memang terus meningkat," kata Kepala Pos Pemantauan Kelud Khoirul Huda, Selasa, 11 Februari 2014. (Baca juga: Status Gunung Kelud Naik Jadi Siaga)
Khoirul tetap meminta masyarakat mematuhi penetapan zona bahaya dalam radius 5 kilometer dari puncak Kelud. Selain dipenuhi kabut gelap, kawasan itu juga menebar aroma belerang yang keluar dari kubah lava. Situasi ini tentu membahayakan siapa pun yang menerobos masuk karena berpotensi terjatuh dan keracunan.
Khoirul juga menambahkan bahwa petugas vulkanologi tak bisa memprediksi aktivitas tersebut apakah terus naik ke status awas (level IV) atau justru turun. Saat ini pihaknya hanya bisa menambah peralatan pemantauan untuk merekam pergerakan apa pun di puncak. Sebab, pantauan visual saat ini terhalang kabut pekat hingga menyulitkan pengawasan kubah lava.
Adapun sebagian warga di lereng Kelud melaporkan adanya aktivitas hewan hutan yang turun ke permukiman penduduk. Binatang yang paling sering terlihat adalah kijang dan ular. "Kemarin ada dua ekor kijang yang lari ke bawah dan menabrak warga," kata Rodiyah, 40 tahun, warga Desa Sugihwaras.
Menurut dia, turunnya hewan gunung ini menjadi pertanda makin dekatnya letusan. Hal ini dikuatkan dengan makin panasnya suhu udara di lereng Kelud sejak kemarin.
Sejak penetapan status siaga kemarin, hingga kini warga terus melakukan persiapan mengungsi. Mereka meyakini letusan kali ini jauh lebih dahsyat dibandingkan tahun 1990 dan 2007.
HARI TRI WASONO
Berita lain:
Bebas, Corby Diiming-imingi Rp 12 Miliar
Jokowi Diminta Audit Busway 'Baru tapi Bekas'
Reaksi Anggito Saat Dilapori Korupsi Dana Haji
Keluarga Masih Bungkam Soal Foto Asmirandah
Kantor Importir Bus Transjakarta tanpa Aktivitas