TEMPO.CO, Surabaya -- Biola milik Wage Rudolf Supratman merupakan pemberian kakak iparnya, Sastromiarjo alias Willem Mauritius van Eldik. Van Eldik menyerahkan biola tersebut ke WR Supratman sekitar 1920, saat pria asal Tulungagung, Jawa Timur, itu bekerja sebagai guru musik Angkatan Darat Hindia Belanda di Makassar.
"Waktu itu Om Supratman masih berusia 17 tahun dan bekerja di kantor pengacara Belanda di Makassar karena ikut Om Eldik ke sana," kata Oerip Soedarman, 79 tahun, keponakan WR Supratman, Senin, 28 Oktober 2013.
Dengan biola tersebut, Supratman, yang mendapat ilmu seni musik dari van Eldik, melahirkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Indonesia Raya, yang aslinya tiga kuplet, diciptakan Supratman pada 1926-1928 di Jakarta. "Diperdengarkan pertama kali di Kongres Pemuda II," kata Oerip.
Selain Indonesia Raya, karya Supratman yang terkenal ialah Bangun Pemudi-Pemuda dan Ibu Kita Kartini. Supratman mengarang lagu di sela menjalankan profesinya sebagai wartawan koran Sinpo.
Setelah Supratman meninggal di rumah adik bungsunya, Gijem Soepratinah, di Jalan Mangga 21, Surabaya pada 17 Agustus 1938, biola dikembalikan kepada van Eldik di Jalan Segara, Jakarta. Supratman meninggal karena sakit setelah keluar dari penjara Kalisosok.
Namun, karena pada 1978 ada perempuan bernama Salamah mengaku-ngaku istri Supratman ingin mengambil biola tersebut, oleh istri van Eldik, Roekijem Soepratijah, benda tersebut kemudian dititipkan ke Museum Sumpah Pemuda demi keamanan.
"Menurut ibu saya, Salamah itu hanya tukang cuci dan tukang penatu baju Om Supratman saat beliau menjadi wartawan di Jakarta. Om Pratman belum pernah menikah sampai akhir hayat di usia 35 tahun," kata Oerip.
Oerip mengaku pernah menelusuri asal-usul biola bersejarah itu ketika dirinya pergi ke Wina, Austria, pada 1980-an. Berdasarkan tulisan yang tercatat dalam tubuh biola, ia menananyakan sejarah biola tersebut ke ahli musik klasik di Museum Mozart. "Ahli musik itu bilang, biola Om Pratman buatan Austria," kata Oerip.
Namun, ketika ada violist asal Belanda berkunjung ke rumah Oerip di Surabaya, disebutkan bahwa biola itu buatan Italia. "Mana yang benar, saya tidak tahu. Yang jelas biola itu dibuat pada awal abad ke-19," kata Oerip.
KUKUH S. WIBOWO
Berita terkait:
Edsus Sumpah Pemuda
Biola WR Supratman, Ahli Waris Kecewa Pemerintah
Rahasia Kisah Asmara W.R Soepratman
W.R. Soepratman Jadi Tokoh Pergerakan
W.R. Soepratman, Biola dan Musik Jazz