TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto mengusulkan pendirian presidential club. Dalam klub tersebut, nantinya para mantan presiden Indonesia akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran. Tujuannya adalah untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.
"Dalam intinya, Pak Prabowo ingin agar para mantan presiden dapat secara teratur bertemu dan berdiskusi mengenai masalah-masalah strategis yang berkaitan dengan kebangsaan," kata juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, pada Jumat, 3 Mei 2024.
Melalui pertemuan-pertemuan itu, kata Dahnil, Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan. Ia mengatakan semua presiden dan mantan presiden Indonesia yang masih ada bisa bergabung dalam presidential club itu.
Dahnil menyebut keinginan tersebut merupakan aspirasi Prabowo agar para pemimpin bangsa bersatu dan berkolaborasi. "Guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik," katanya.
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, mengatakan hal tersebut merupakan ide yang baik. “Tetapi menurut saya, lebih baik Pak Prabowo fokus mempersiapkan diri untuk masa transisi yang lumayan panjang sampai Oktober nanti,” ujar dia, Sabtu, 4 Mei 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, inisiatif untuk membentuk klub tersebut merupakan konsep yang menarik dan menginspirasi. Dia juga melihat bahwa pembentukan klub kepresidenan memiliki dua tujuan yang jelas.
“Pertama, Prabowo bisa berkomunikasi dan bisa menimba banyak pengalaman dari presiden sebelumnya. Kedua, menjaga ajang para mantan presiden dan presiden yang sedang berkuasa untuk saling bertukar pikiran dan informasi,” ujar Adi ketika dihubungi, Sabtu, 4 Mei 2024.
Namun, Adi mengklaim ada problem dalam rencana pembentukan presidential club, yakni hubungan personal para mantan-mantan presiden yang sepertinya punya jarak psikologis cukup serius.
“Misalnya, Megawati dan SBY sejauh ini belum pernah terlihat. Apalagi Megawati dan Jokowi yang konflik politiknya baru mulai di pilpres 2024, (itu) sulit cari obatnya. Atau antara SBY dan Jokowi pun belum terlihat akrab sekali,” ujarnya.
YOLANDA AGNE | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club