Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berebut Tebusan, Perompak Somalia Adu Jotos  

image-gnews
Operasi penyelamatan kapal Samho Jewelry yang dibajak perompak Somalia di Laut Arab di Laut Arab (21/1). REUTERS/ Angkatan Laut Korea Selatan
Operasi penyelamatan kapal Samho Jewelry yang dibajak perompak Somalia di Laut Arab di Laut Arab (21/1). REUTERS/ Angkatan Laut Korea Selatan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pesawat aircraft Antonov buatan Rusia itu menari-nari di perairan Yaman dan Somalia.  Berputar tiga kali, tepat di atas kapal Sinar Kudus. Lalu blas.. buntelan berlakban coklat dilapis parasut itu dijatuhkan dan terhempas di atas air laut. Tepat di lokasi yang sudah ditandai Smoke Signal Orange.

Dari jauh, dua speedboat sudah menunggu. Masing-masing berisi dua orang, bersenjata lengkap. Mereka sigap mendekat dan menarik buntelan itu. Lalu bergegas merapat ke Sinar Kudus.

Hari itu, Sabtu 30 April 2011. Jarum jam menunjuk pukul 11.30 ketika 20 awak kru Kapal Kargo Sinar Kudus dijejer di atas Palka 2. Mereka digiring berbaris dalam todongan senjata laras panjang.

“Sebagian dari kami sudah pasrah jika harus dibunuh” kata Masbukin, mualim Sinar Kudus menuturkan ulang kejadian itu. “ Banyak yang meneteskan air mata. Kalau duit jatuh dan kami tetap dibunuh?”

Siang itu adalah hari dimana pemilik kapal, PT Samudera Indonesia membayar duit tebusan para awak Sinar Kudus yang dirompak dan disandera selama 46 hari. Sudah ada dalam kesepakatan, kalau pengiriman duit itu harus dilihat 20 kru kapal. Mereka harus terlihat masih hidup.

Diantara oleh 10 paradin, yang melibatkan agen Badan Intelijen Negara, duit tebusan itu dibagi menjadi tiga buntelan, dan dijatuhkan di samping kiri dan kanan kapal.

 “ Pokoknya pesawatnya muter-muter tiga kali” kata Slamet Juari, Kapten Kapal Sinar Kudus.  Kegiatan itu diamati Satuan Tugas “Duta Samudera” dari atas KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Yos Sudarso, dari jarak 5 – 10 mil.  

Begitu sampai di atas kapal Sinar Kudus, buntelan duit itu langsung dibuka. Mualim Masbukin dan Kapten Slamet, diminta membantu dan mengecek, duit ini palsu atau tidak. Dibawa ke ruang Kapten, keduanya disuruh menghitung duit. "Saya hitung duit tebusan sampai malam  pegal juga” ujarnya.

Setelah itu, gembolan duit itu  diserahkan ke M. Sallah, Komandan Perombak. Berita acara diteken, dikirim ke Jakarta. Selesaikan tugas Slamet dan bebaskah mereka seperti kesepakatan kalau enam jam duit diserahkan, perompak meninggalkan kapal?

“Ternyata tidak. Perkaranya baru dimulai lagi” kata Slamet. Saat itulah, menurut Slamet, keributan antar kelompok perompak terjadi. Mereka berselisih soal pembagian dan nilai tebusan.

Setidaknya ada empat  kelompok. Tiga kelompok setuju minta tebusan senilai US $ 3 juta, satu lagi tidak setuju. Mereka yang tidak setuju, sampai mengancam akan mengambil alih kapal.

Urusan nilai tebusan agaknya jadi perkara rumit antarkelompok perompak. Semula, terjadi kesepakatan jumlah tebusan antara Samudera Indonesia dan perompak, juga permintaan agar Sinar Kudus bergerak ke arah timur mendekati KRI yang sudah ada disana. Pembayaran akan dilakukan 28 April.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun pada hari pelaksanaannya, rencana itu batal. Ada kelompok perompak lain yang naik ke kapal dan menuntut harga baru, US $ 9 juta. Kelompok ini belakangan tahu, Sinar Kudus mengangkut muatan bijih nikel milik PT Aneka Tambang senilai Rp 1 triliun.

Ketegangan mencapai puncaknya pada 27 April. Mereka minta tebusan dinaikkan. Tak hanya itu, mereka juga mengancam akan menembak mati seluruh awak kapal jika tuntutan itu tidak dipenuhi.

Saling cek cok sempat terjadi antara awak Sinar Kudus dan perompak. Awak Kapal yang emosi, menurut Slamet, sempat mengancam balik. Mereka siap meledakkan dan menghancurkan kapal dengan cara yang ada.

Perlawanan itu, kata Sugiyanto, kru bagian mesin Sinar Kudus, membuat perompak berpikir ulang. Mereka pun mengelar rapat membahas duit tebusan. Meski begitu, tetap saja tak menemukan kesepakatan.

Belakangan mereka saling bakuhantam. Adu jotos pun terjadi. Bahkan, ada yang sampai menyerang dengan mengarahkan dan mengeluarkan tembakan.

Melihat situasi itu, Kapten Slamet sempat pura-pura pingsan. “ Mereka sudah sempat ingin saling bunuh," ujar Slamet.  Beruntung tak ada korban. Para perompak akhirnya berhenti melakukan kekerasan terhadap dirinya.

Samudera Indonesia, melalui juru rundingnya tetap bersikukuh tak akan membuat kesepakatan lain. Jika tidak, menurut Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia David Batubara, “ Tentara akan mengambil alih” Akhirnya Kapten Sallah, pemimpin perompak Somalia menyepakati nilai  tebusan.

Namun pertikaian tak selesai disitu. Begitu duit tebusan dibagi, pertikaian muncul kembali. Mualim Sinar Kudus Masbukin mengaku mendengar, duit tebusan dibagi menjadi empat bagian. Misalnya investor, 50 persen, pembajak 30 persen, tokoh informal 10 persen dan penjaga 10 persen. “ Mereka berantem lagi. Adu jotos lagi” kata Masbukin. “ Mereka pukul-pukulan, tendang-tendangan”

Walhasil, kata Masbukin, itulah mengapa pembebasan itu akhirnya molor, 20 jam lebih dari kesepakatan enam jam yang ditentukan. Itu pun, masih diwarnai insiden kapal akan diambil alih kelompok perompak lainnya.

WIDIARSI AGUSTINA | DIMAS A | BUNGA | AYU CIPTA | HARY TRI W

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Disandera selama 4,5 Tahun, WNI Bebas dari Perompak Somalia

23 Oktober 2016

Perompak Somalia
Disandera selama 4,5 Tahun, WNI Bebas dari Perompak Somalia

Satu sandera WNI meninggal dunia karena sakit malaria pada 2014.


Kapal MV Marzooqah Dibajak Perompak Somalia

19 Januari 2014

Bajak laut Somalia. AP/U.S.Navy, Petty Officer Jason Zalasky
Kapal MV Marzooqah Dibajak Perompak Somalia

Ini adalah pembajakan pertama yang berhasil di wilayah itu sejak tahun 2012.


Perompak Somalia Bebaskan 13 Pelaut Indonesia  

3 Desember 2011

Perompak Somalia
Perompak Somalia Bebaskan 13 Pelaut Indonesia  

Kapal MT Gemini yang dibajak oleh komplotan perompak Somalia sejak delapan bulan yang lalu akhirnya dibebaskan pada 30 November 2011.


Perompak Somalia Dibahas di Forum Internasional

8 November 2011

Bajak laut Somalia. AP/U.S.Navy, Petty Officer Jason Zalasky
Perompak Somalia Dibahas di Forum Internasional

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pembajakan di laut Somalia sudah menjadi perhatian masyarakat internasional dan akan dibahas dalam forum-forum multilateral.


Pembajak Somalia Bebaskan Kapal Jerman, Ditebus Rp 50 Miliar  

17 Juni 2011

Bajak laut Somalia. AP/U.S.Navy, Petty Officer Jason Zalasky
Pembajak Somalia Bebaskan Kapal Jerman, Ditebus Rp 50 Miliar  

Kapal Indonesia juga pernah dibajak.


Pembajakan Laut, Dunia Dirugikan US$ 12 Miliar  

6 Juni 2011

Bajak laut Somalia. AP/U.S.Navy, Petty Officer Jason Zalasky
Pembajakan Laut, Dunia Dirugikan US$ 12 Miliar  

Belum ada langkah konkret untuk mengatasi pembajakan laut.


Dana Penyelamatan Korban Lanun Somalia Sekitar Rp 50 Miliar  

23 Mei 2011

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( tengah), didampingi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI  Agus Suhartono ( kiri), saat menyambut kedatangan Satuan Tugas Merah Putih di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan  Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan  misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. ANTARA/ Ujang Zaelani
Dana Penyelamatan Korban Lanun Somalia Sekitar Rp 50 Miliar  

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan operasi penyelamatan awak kapal MV Sinar Kudus menghabiskan dana sekitar Rp 50 miliar.


Dipo: Hanya Mata Kalong yang Tak Bangga

22 Mei 2011

Dipo Alam. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Dipo: Hanya Mata Kalong yang Tak Bangga

Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan semua rakyat Indonesia bangga dan mengapresiasi keberhasilan operasi Satgas Merah Putih yang berhasil menyelamatkan seluruh awak Kapal Kargo Sinar Kudus yang disandera bajak laut Somalia.


SBY Beri Tiga Tugas Operasi Militer Somalia

22 Mei 2011

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( tengah), didampingi oleh Panglima TNI, Laksamana TNI  Agus Suhartono ( kiri), saat menyambut kedatangan Satuan Tugas Merah Putih di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Minggu ( 22/5). Penyambutan kedatangan  Satuan Tugas Merah Putih, seusai melaksanakan  misi kemanusiaan menyelamatkan sandra awak Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia di Perairan Somalia. ANTARA/ Ujang Zaelani
SBY Beri Tiga Tugas Operasi Militer Somalia

Presiden tak mau awak Sinar Kudus mengalami nasib naas seperti pelaut Amerika Serikat yang tewas itu.


Ternyata 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

22 Mei 2011

AP/Carlos Dias, NATO
Ternyata 999 Personil Dikirim Atasi Bajak Laut Somalia

Pemerintah ternyata mengirim total sejumlah 999 personel gabungan anggota TNI, BIN dan anak buah kapal untuk operasi pembebasan Kapal Kargo Sinar Kudus dari perompak Somalia.