TEMPO Interaktif, Makassar - Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan dan Barat, Adjat Sudradjat mengajak mahasiswa Makassar agar ikut berperan aktif dalam mengawal pemberantasan kasus korupsi di daerah ini. Peran mahasiswa, katanya, dibutuhkan dalam memantau penyelesaian kasus korupsi di kejaksaan, dan melaporkan apabila ada kegiatan pemerintah yang berbau korupsi.
"Peran mahasiswa sangat kami butuhkan," kata Adjat saat acara Coffee Morning dengan aktivis mahasiswa di kantor kejaksaan, siang ini.
Dia menilai peran mahasiswa selama ini masih cukup minim. Adapun aspirasi yang telah dimasukkan ke kejaksaan masih terkesan salah alamat. Sebab kasus-kasus yang dilaporkan tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kejaksaan. Misalnya, laporan mengenai perizinan pertambangan yang diduga disalahgunakan.
"Itu tugas kepolisian," kata dia.
Padahal, kata Adjat, pihaknya menarget menyelesaikan 140 perkara termasuk kasus korupsi di Sulawesi Selatan dan Barat selama 2010. "Kami butuh kerjasama mahasiswa untuk mencapai target ini," kata dia.
Adjat menambahkan bahwa peran mahasiswa juga dibutuhkan untuk mendorong badan pengawas internal pemerintah seperti Inspektorat bekerja maksimal. Ia menyayangkan sikap Inspektorat yang belum pernah melaporkan temuannya ke kejaksaan.
"Padahal mereka juga bisa melakukan penyelidikan dan melaporkannya sama kami. Sayang itu tidak pernah dilakukan," ucapnya.
Acara coffee morning dengan aktivis mahasiswa itu digelar di ruang Baruga Adhiyaksa gedung kejaksaan. Acara ini dihadiri sekitar 30 aktivis mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Muslim Indonesia, Universitas 45, dan Universitas Sultan Hasanuddin.
Dari pihak kejaksaan, Adjat didampingi Amirullah, Asisten Pidana Khusus, Dedy Iswandi, Asisten Intelijen, dan sejumlah penyidik.
Irsan Djafar, juru bicara kejaksaan mengatakan, ajang ini merupakan tempat para aktivis dengan kejaksaan melakukan tukar fikiran tentang penegakan hukum.
"Khususnya penuntasan kasus korupsi," kata dia.
TRI SUHARMAN