“Kami telah mengamati transportasi umum di dua kota ini,” kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Elly Sinaga di Surakarta, Jumat (7/5). Menurut dia, tingkat komuter penduduk di kedua kota tersebut cukup tinggi karena banyaknya warga Surakarta yang bekerja di Yogyakarta maupun sebaliknya.
Menurut Elly, tingginya masyarakat komuter itu membuat proses integrasi sarana transportasi umum menjadi mendesak dilakukan. “perbaikan system transportasi umum akan menurunkan minat masyarakat menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.
Selain mengintegrasikan sarana transportasi di dua kota ini, pemerintah juga akan menghubungkan beberapa moda transportasi umum sekaligus, seperti bus Trans Jogja, KA Prambanan Ekspress serta Batik Solo Trans. Pengguna jasa Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta juga akan mendapatkan manfaat dari pengintegrasian angkutan umum ini..
“Entry point di Yogyakarta kita letakkan di kompleks bandara, sedangkan di Surakarta, titik penghubung antarmoda akan diletakkan di kawasan Stasiun Purwosari,” ujar Elly..
Dengan pengintegrasian angkutan umum ini, nantinya penumpang Trans Jogja, KA Prambanan Ekspress serta Batik Solo Trans tidak perlu membeli tiket untuk melakukan perjalanan. Mereka akan menggunakan kartu pintar. Kartu ini dapat diisi ulang jika depositnya telah habis.
Pengintegrasian sarana transportasi umum di Solo dan Yogyakarta ini adalah pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk itu, nantinya pemerintah juga akan memberikan bantuan peralatan Intelegent Transport System (ITS) untuk Batik Solo Trans. “Dengan peralatan ini jarak antar bus bisa dipantau,” kata Elly.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Yosca Herman Soedrajat menargetkan, Batik Solo Trans akan mulai beroperasi mulai Juli depan. “Saat ini 15 bus bantuan pemerintah pusat sudah ada di Surakarta,” katanya.
Aahmad Rafiq