Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peristiwa G30S: Kematian Tragis Pahlawan Revolusi dari Yogyakarta, Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono

image-gnews
Brigjen Katamso. Wikipedia
Brigjen Katamso. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S merupakan salah satu momen kelam dalam sejarah Indonesia.

Pada 30 September 1965, enam jenderal dan seorang perwira dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) diculik, dibunuh, dan jasad mereka disembunyikan di dalam sebuah sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Kejadian ini mengguncang seluruh negeri dan menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah politik Indonesia, terkait dengan pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Brigjen Katamso Darmokusumo adalah salah satu pahlawan revolusi yang menjadi korban dalam Gerakan 30 September di Yogyakarta, bersama Letnan Kolonel Sugiyono. Saat gugur pada tahun 1965, Katamso menjabat sebagai Komandan Korem 072 Yogyakarta dengan pangkat kolonel, yang kemudian dinaikkan secara anumerta menjadi brigadir jenderal.

Profil Katamso Darmokusumo

Dilansir dari esi.kemendikbud.go.id, Katamso Darmokusumo lahir pada 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah. Ia menerima pendidikan militer melalui Pembela Tanah Air (PETA) dan mencapai pangkat Shodanco. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, ia bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Selama agresi militer Belanda, Katamso merupakan salah satu perwira yang memimpin pasukan dalam perlawanan terhadap Belanda. Ketika terjadi pemberontakan G30S, ia menjabat sebagai Komandan Korem 072 Yogyakarta dengan pangkat kolonel. Pada pukul 07.00 WIB, 1 Oktober 1965, Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta menyiarkan informasi tentang Gerakan 30 September dan pembentukan Dewan Revolusi.

Siaran ini menyebabkan perpecahan di tubuh Angkatan Darat, terbagi menjadi dua kelompok: yang mendukung dan yang menentang Dewan Revolusi. Sebagai pimpinan Korem 072 di Yogyakarta, Kolonel Katamso menanggapi siaran tersebut dengan penuh kehati-hatian.

Dilansir dari budaya.jogjaprov.go.id, Kolonel Katamso diculik pada hari Jumat tanggal 1 Oktober 1965 sekitar pukul lima sore. Ia dijemput paksa oleh segerombolan pasukan TNI AD yang sudah terpengaruh Gerakan 30 September. 

Kelompok penculik yang bersenjata lengkap berangkat dari Markas Yon "L" menggunakan dua truk dan sebuah kendaraan perintis tipe Gaz. Mereka kemudian bergerak menuju kediaman dinas Kolonel Katamso di Jalan Jenderal Sudirman, nomor 48, Kotabaru.

Kol Sugiyono. Wikipedia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Profil Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

Kolonel Sugiyono, yang memiliki nama lengkap Anumerta R. Sugiyono Mangunwiyoto, lahir di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunungkidul, pada 12 Agustus 1926. Ia adalah anak ke-11 dari 14 bersaudara. Ayahnya, Kasan Sumitrorejo, bekerja sebagai petani dan juga menjabat sebagai Kepala Desa Gedaren.

Saat bersekolah, Kolonel Sugiyono menempuh pendidikan di Sekolah Guru di Wonosari, namun setelah lulus, ia memutuskan untuk tidak menjadi guru. Sebaliknya, ia memilih untuk terjun ke dunia militer, setelah memahami kekacauan yang terjadi selama masa pendudukan Jepang.

Setelah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), Sugiyono diangkat sebagai Budanco atau Komandan Peleton di Wonosari. Seperti para Pahlawan Revolusi lainnya, ia juga bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Dikutip dari vredeburg.id, Pada 1 Oktober 1965, Sugiyono berangkat dari Yogyakarta menuju Pekalongan. Dalam perjalanan, ia singgah di Semarang dan mendengar kabar bahwa atasannya, Brigjen Katamso, berada di Kentungan. Akhirnya, Sugiyono memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta.

Setibanya di Yogyakarta, ternyata Kolonel Katamso sudah diculik, dan Sugiyono pun dikepung oleh para pengkhianat di Markas Korem 072. Ia kemudian dibawa ke Kentungan. Di sana, Sugiyono dipukul dengan kunci mortar peluru kendali berukuran besar hingga meninggal, dan jenazahnya dimasukkan ke dalam sumur bersama dengan Brigjen Katamso. Keduanya dibunuh oleh anak buah mereka yang telah dipengaruhi oleh paham komunis.

Jenazah kedua pahlawan ini baru ditemukan setelah 21 hari, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Sugiyono dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 5 Oktober 1965.

SUKMA KANTHI NURANI | ANNISA FIRDAUSI 

Pilihan Editor: G30S: Brigjen Katamso Lawan Agresi Belanda Dikhianati Prajurit Sendiri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

1 jam lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
36 Tahun Lalu, Pernikahan 4 Putra Sultan Hamengkubuwono IX di Depan Jenazah Ayahanda

Di depan jasad Sultan Hamengkubuwono IX, empat putra menikah bersama-sama dengan calon istri mereka.


Satpol PP Yogyakarta Buru Manusia Silver yang Ngamuk karena Tak Diberi Uang, Coreng Wisata Jogja

4 jam lalu

Satpol PP Kota Yogyakarta menertibkan manusia silver pasca viral aksi gebrak mobil pengguna jalan gara gara tak diberi uang. Dok. Satpol PP Kota Yogyakarta
Satpol PP Yogyakarta Buru Manusia Silver yang Ngamuk karena Tak Diberi Uang, Coreng Wisata Jogja

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta tengah memburu pengemis dengan dandanan tubuh diwarnai serba perak atau kerap disebut manusia silver yang belakangan viral di media sosial.


Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

7 jam lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

Pada 36 tahun lalu, tepat 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat. Kabar dukanya pun terkirim dari Washington DC sampai Indonesia.


Wayang Jogja Night Carnival Bakal Bebas dari Kampanye Pilkada, Undangan Dibatasi

11 jam lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival pada 2022. (Dok. Istimewa)
Wayang Jogja Night Carnival Bakal Bebas dari Kampanye Pilkada, Undangan Dibatasi

Wayang Jogja Night Carnival digelar bersamaan masa kampanye Pilkada Kota Yogyakarta.


Fiersa Besari Jadi Pembuka di Konser Sheila On 7: Momen Tak Terlupakan Sebelum Vakum

19 jam lalu

Fiersa Besari. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fiersa Besari Jadi Pembuka di Konser Sheila On 7: Momen Tak Terlupakan Sebelum Vakum

Fiersa Besari menjadi pembuka di tur konser Sheila On 7 di Bandung. Merupakan pengalaman tak terlupakan sebelum ia vakum awal tahun depan.


Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

22 jam lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

Serangkaian peringatan hari nasional pada Oktober. Ada Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, Hari Sumpah Pemuda hingga Hari Batik Nasional.


Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

22 jam lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Setiap 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, bagaimana asal-usulnya?


Yogyakarta Kini Memiliki Spot Seni Disabilitas, Usung Misi Kesetaraan

1 hari lalu

Komunitas disabilitas di Yogyakarta meluncurkan ruang seni khusus Equalitera Artspace di Kabupaten Bantul Yogyakarta Senin 30 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Kini Memiliki Spot Seni Disabilitas, Usung Misi Kesetaraan

Sebagai salah satu kota seni budaya, Yogyakarta selama ini telah bertabur banyak galeri seni hingga panggung budaya.


Tiga Tahun Lalu Tes Wawasan Kebangsaan Korbankan 58 Pegawai KPK: G30S TWK

1 hari lalu

Sketsa18 dari 57 pegawai KPK yang diberhentikan karena TWK, karya Andre Dedy Nainggolan. dok. Andre Dedy Nainggolan.
Tiga Tahun Lalu Tes Wawasan Kebangsaan Korbankan 58 Pegawai KPK: G30S TWK

Tiga tahun lalu, per Kamis, 30 September 2021, sebanyak 58 pegawai KPK diberhentikan disebut karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).


Rizieq Syihab Layangkan Gugatan G30S JOKOWI ke PN Jakarta Pusat

1 hari lalu

Mantan Pimpinan Front Pembela Islam atau FPI, Rizieq Shihab saat mencoblos di tempat pemungutan suara atau TPS 47 di RT01/RW04, Jalan Petamburan IV, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Februarai 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Rizieq Syihab Layangkan Gugatan G30S JOKOWI ke PN Jakarta Pusat

Rizieq Syihab dan para penggugat lain menuntut agar Jokowi membayar ganti rugi materiil sebesar nilai utang luar negeri Indonesia sejak 2014-2024.