TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Populi Center, Usep Saeful Ahyar, mengungkapkan penyebab elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, melejit dibanding tiga paslon lain di Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Menurut Usep, naiknya elektabilitas Dedi Mulyadi karena basis pemilih Ridwan Kamil beralih mendukungnya setelah RK maju Pilkada Jakarta.
“Jadi Dedi ini sepertinya mendapatkan basis-basis RK di Priangan Timur yang dulu ke RK gitu. Jadi Dedi sepertinya mendapat tambahan dari situ. Jadi, pemilih wilayah Timur dan basis-basis Golkar di utara itu juga ke Dedi gitu,” kata Usep saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 Oktober 2024.
Usep mengatakan migrasi pemilih ini dikarenakan basis pemilij Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi yang mirip. Hal ini dibuktikan ketika pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Saat itu Dedi kalah suara dari RK karena saling berebut basis pemilih.
Di samping itu, Erwan Setiawan juga merupakan mantan Bupati Sumedang. Menurut Usep, karakter pemilih Sumedang serupa dengan Kota Bandung yang menjadi karakter pemilih RK.
Kemiripan karakter Dedi dengan Ridwan Kamil juga menjadi faktor. Misalnya, secara ideologi basis pemilih Ridwan Kamil dan Dedi mirip. Usep menuturkan model kepemimpinan Dedi dan RK hampir mirip, di mana keduanya teknokratis dan sebagai kepala daerah yang populer.
“Pak Dedi juga berhasil di wilayah-wilayah tempat dia memimpin,” ujarnya.
Selain itu, Usep menilai personal branding yang dilakukan Dedi mirip dengan RK, yakni menyasar anak muda dan sering blusukan ke lapangan.
Sebelumnya, lembaga survei Poltracking merilis hasil survei peta elektoral Pilkada Jawa Barat 2024. Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan, pasangan Dedi-Erwan memperoleh 65,9 persen. Posisi kedua ditempati oleh pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie dengan 11,8 persen. Disusul pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dengan 5,2 persen. Posisi terakhir ditempati Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 2,9 persen.
"Sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 14,2 persen persen. Meski begitu pasangan Dedi-Erwan sudah unggul jauh ketimbang pasangan lain," kata Hanta dalam konferensi pers yang tayang di Youtube Poltracking TV, Kamis 26 September 2024.
Hanta menjelaskan, Dedi-Erwan unggul di semua basis aglomerasi di Jawa Barat, yakni Megapolitan sebesar 55,3 persen, Pantura sebesar 67,3 persen, Bandung Raya sebesar 79,6 persen. "Lalu di Priangan Timur sebesar 65,8 persen dan Priangan Barat sebesar 64,3 persen," kata Hanta.
Adapun wilayah Megapolitan terdiri dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok. Sementara Pantura terdiri dari Cirebon, Kota Cirebon, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Purwakarta dan Subang.Sedangkan Bandung Raya meliputi Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang. Lalu Priangan Timur terdiri dari Ciamis, Garut, Pangandaran, Tasikmalaya, Banjar. Priangan Barat meliputi Cianjur dan Sukabumi.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei di Jawa Barat pada awal September 2024 pasca-pendaftaran Calon Gubernur – Wakil Gubernur ke KPUD Jawa Barat, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 8 – 14 September 2024. Sampel pada survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pilihan Editor: Elektabilitas Dedi Mulyadi Unggul di Pilkada Jabar Versi 2 Lembaga Survei