TEMPO.CO, NTT - Presiden Joko Widodo mengharapkan Bendungan Temef bisa berdampak khususnya bagi petani di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur atau NTT.
"Kita harapkan petani bisa meningkatkan produktivitasnya yang mungkin setahun biasanya satu, jadi bisa dua, tiga (kali lipat) karena adanya air," kata Jokowi dalam keterangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timor, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Sebelum ke RSUD Kefamenanu, Presiden meresmikan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada Rabu pagi. Bendungan Temef memiliki luas genangan 297,78 hektare. Bendungan ini terletak di tiga desa pada dua kecamatan, yaitu, Desa Oenino dan Desa Pane Utara, Kecamata Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Bendungan Temef dapat menampung air hingga 45,78 juta meter kubik.
Jokowi menyebut kapasitas bendungan saat diresmikan masih 20 persen. Namun saat musim hujan pada Januari, dapat mencapai 100 persen.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan air merupakan barang yang sangat vital di NTT. Pemerintah selama 10 tahun ini, kata Jokowi sudah menyelesaikan empat bendungan di NTT termasuk Bendungan Temef.
"Air kunci bagi NTT, air vital sekali bagi NTT. Oleh sebab itu, bendungan memang paling banyak kita bangun di NTT. Bukan di provinsi yang lain," kata Jokowi.
Dimulai sejak 2017, pembangunan Bendungan Temef terbagi dalam empat paket pekerjaan. Paket I digarap oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT Waskita-Bangunnusa. Paket II dan III dikerjakan oleh KSO PT Nindya-Bina Nusa Lestari. AdapunPaket IV digarap oleh KSO PT Waskita-Bahagia-Guntur. Anggaran pembangunannya sebesar Rp 2,7 triliun.
Bendungan Temef termasuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Pembangunannya menggunakan teknologi digital In Place Inclinometer (IPI) berupa aplikasi.
Pilihan Editor: Jokowi Sambut Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati: Baik untuk Kemajuan Negara