TEMPO.CO, Yogyakarta - Afnan Hadikoesoemo, calon Wali Kota Yogyakarta menyambangi pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Yogyakarta Selasa sore 1 Oktober 2024.
Dalam Pilkada 2024, Afnan yang juga cucu salah satu tokoh Muhammadiyah, Ki Bagoes Hadikoesoemo, berpasangan dengan mantan Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo. Afnan mengaku ingin menggalang dukungan lebih luas ke berbagai kalangan, termasuk dari nahdliyin yang ada di Yogyakarta.
"Oleh sebab itu kami sowan, silaturahmi ke NU Yogyakarta ini, sekaligus mendengarkan apa yang menjadi aspirasi mereka soal Yogyakarta ke depan," kata Afnan usai pertemuan itu.
Mantan senator DPD RI Daerah Pemilihan DI Yogyakarta itu selama ini dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta. Dalam pilkada ini, Afnan dan Singgih diusung koalisi gemuk yang terdiri dari delapan partai. Yakni Golkar, Gerindra, PPP, PKS, PKB, dan tiga partai di luar parlemen seperti PSI, Partai Buruh, dan Partai Ummat.
Dengan membawa gerbong koalisi besar itu, kata Afnan, pihaknya pun berharap bisa lebih banyak merangkul kalangan. Tak hanya dari basis Muhammadiyah namun juga Nahdliyin.
Afnan menyatakan dari pertemuan dengan pimpinan wilayah NU Yogyakarta tersebut tak hanya untuk mendekatkan diri antara basis Muhammadiyah dan nahdliyin.
"Kami ingin menyamakan persepsi tentang pembangunan Kota Yogyakarta dan menggali program-program NU yang nanti bisa digunakan untuk Kota Yogyakarta,” ujarnya.
Khatib Syuriah Pimpinan Cabang NU Kota Yogyakarta Abdul Halim mengatakan dalam pertemuan itu mendesak para pasangan calon (paslon) kepala daerah merumuskan program jelas untuk mengatasi persoalan sampah yang tak kunjung rampung di Kota Yogyakarta.
Sejak Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Piyungan ditutup permanen pada Mei lalu, wilayah Kota Yogyakarta juga Kabupaten Sleman dan Bantul mau tak mau harus mengelola sendiri sampahnya.
Aksi warga membuang sampah di sembarang titik pun merebak hingga sekarang terutama ketika depo depo sampah sudah membeludak dan ditutup.
"Persoalan utama yang dihadapi Kota Yogyakarta saat ini bagaimana bisa keluar dari masalah sampah,"ujar Abdul Halim.
Abdul Halim menuturkan, dari persoalan darurat sampah di Yogya saat ini, pihaknya melihat ada banyak dampak sosial ditimbulkan.
"Banyak yang terdampak, mulai dari pariwisata, kesehatan, ekonomi juga pendidikan, pasangan calon tidak boleh tutup mata soal ini, tak perlu janji muluk-muluk, selesaikan persoalan sampah ini dulu," kata dia.
NU Yogyakarta, kata Abdul Halim, membuka diri terhadap gagasan dan ide semua calon pemimpin yang bersilaturahmi. "Ini juga merupakan bentuk edukasi politik bagi warga agar cerdas dan kritis mencari pemimpin yang amanah, tidak pragmatis," kata dia.
Ia menambahkan NU Yogyakarta akan mendukung siapapun pemimpin daerah yang terpilih ke depan dan memiliki komitmen pada persoalan darurat sampah di Yogya.
“Siapa pun pemenangnya akan kami beri kehormatan agar bisa menjadi kepala pelayan yang bisa membebaskan persoalan sampah di Kota Yogyakarta,” kata Halim.
Pilihan Editor: Sosok Sultan Najamudin yang Kalahkan La Nyalla Mattalitti, Resmi Memimpin DPD RI Periode 2024-2029