TEMPO.CO, Dili - Pidato Paus Fransiskus soal perlunya pemerintah Timor Leste untuk serius menangani kasus-kasus kekerasan seksual menjadi angin segar bagi anak muda di negara tersebut. Mahasiswi dari Timor Leste, Patricia Steven, 20 tahun, mengatakan pernyataan Paus Fransiskus menjadi tamparan bagi pemerintah untuk tak abai terhadap persoalan yang kerap menimpa anak-anak dan remaja.
“Berkaca pada pidato Paus, kita melihat bahwa kekerasan seksual adalah sebuah kejahatan,” kata Patricia kepada Tempo, Selasa, 10 September 2024.
Patricia berpendapat masalah kasus kekerasan seksual di negaranya belum menjadi perhatian serius karena kurangnya edukasi. Selain itu, korban kerap tak mendapat akses perlindungan yang layak.
“Ini adalah momentum bagi kita, khususnya perempuan, untuk bergerak memberi perhatian lebih. Mari sadar dan lawan,” kata Patricia.
Sejumlah aktivis di Timor Leste yang berbicara dengan Tempo mengatakan mereka mengirim pesan kepada Vatikan tentang kondisi kekerasan seksual di negaranya. Mereka berharap Vatikan meminta maaf secara langsung terhadap kasus kekerasan seksual yang melibatkan sejumlah pastor dan orang-orang di lingkungan gereja.
Paus Fransiskus menyoroti berbagai masalah sosial yang terjadi di Timor Leste. Isu-isu itu ia angkat ketika bertemu dengan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. Paus mengatakan pemerintah setempat harus melindungi anak-anak dan remaja dari berbagai kejahatan.
Saat ini, anak-anak dan remaja rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual. “Kita semua dipanggil untuk mencegah setiap jenis pelecehan dan menjamin masa kecil yang sehat serta damai untuk semua orang,” kata Paus Fransiskus di Istana Kepresidenan Timor Leste, Senin malam, 9 September 2024.
Sebelumnya, seorang tokoh gereja terkemuka, Uskup Carlos Ximenes Belo, melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di bawah umur selama 20 tahun. Vatikan mengakui kejadian itu dan menjatuhkan sanksi terhadap Belo.
Paus Fransiskus mengatakan anak-anak dan remaja adalah investasi negara yang berharga untuk dilindungi. Mereka adalah masa depan yang dapat membawa negara ke arah yang lebih baik. Apalagi sekitar 65 persen dari populasi Timor Leste, kata Paus Fransiskus, adalah anak-anak di bawah usia 30 tahun.
“Statistik memberi tahu kita bahwa area pertama yang ingin Anda investasikan adalah pendidikan, dalam keluarga dan sekolah,” kata Uskup Roma itu.
Pilihan Editor: Anak-anak Muda Atambua Bawa Patung Paus Fransiskus ke Misa Akbar di Timor Leste