TEMPO.CO, Dili - Lapangan Tasitolu di Timor Leste menjelma lautan manusia. Sebanyak 700 ribu umat Katolik menyemut di ruang terbuka di kawasan Dili itu untuk melihat secara langsung Paus Fransiskus. Sepuluh ribu di antaranya dari Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
Paus Fransiskus akan memimpin misa di Timor Leste hari ini, Selasa, 10 September 2024. Di antara kerumunan manusia yang hampir semuanya membawa payung berwarna kuning dan putih, tampak sekelompok anak muda. Mereka berasal dari Atambua, NTT.
Anak-anak muda itu berdevosi atau berdoa kepada Bunda Maria, ibu Yesus, sebelum misa akbar dimulai. Lidya Rosvita, anggota Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Agung Atambua, mengatakan mereka barharap patung ini dapat sampai ke tangan Paus Fransiskus.
“Kami ingin memberikannya secara langsung. Tapi kalau pun tidak bisa, kami hanya berharap patung ini mendapat berkat dari Paus,” kata Lidya, 33 tahun, kepada Tempo di Timor Leste.
Umat Katolik dari Keuskupan Atambua datang ke Timor Leste sejak 9 September. Mereka menginap di asrama bekas wisma Covid-19, 500 meter dari Tasitolu.
Christanto Paul, 31 tahun, mengaku sengaja membuat paspor untuk bertemu Paus. Sebelumnya, ia tak pernah ke luar negeri. “Ini adalah pengalaman seumur hidup,” katanya.
Sejumlah anak muda di Timor Leste dan NTT berharap kedatangan Paus membawa harapan baru. Mereka ingin momentum kedatangan Paus dapat meredamkan konflik sosial di Timor Leste, membawa pemerintahan yang lebih transparan, dan membawa kabar baik bagi penanganan kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak dan remaja.
Pemerintah setempat meliburkan sekolah hingga perkantoran selama tiga hari untuk menyambut kedatangan Paus. Sepanjang pengamatan Tempo, toko-toko hingga rumah makan tak membuka pintunya.
Pilihan Editor: Hampir Seribu Warga NTT Melintas ke Timor Leste Hadiri Misa Akbar Paus Fransiskus