TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menanggapi kondisi demokrasi yang terjadi di Indonesia dalam penerbangan pulangnya ke Roma setelah selesai melakukan perjalanan apostolik. Paus menyatakan dinamika sosial dan politik yang terjadi baru-baru ini banyak dialami oleh negara berkembang.
“Ini adalah masalah yang umumnya terjadi di negara-negara yang sedang membangun dirinya,” kata Fransiskus yang berbicara dengan bahasa Italia di dalam pesawat Singapore Airlines rute Singapura-Roma, Jumat, 13 September 2024. Direktur Biro Pers Takhta Suci Vatikan Matteo Bruni menerjemahkannya dalam bahasa Inggris.
Uskup Roma itu menyatakan, dalam doktrin sosial gereja, masalah demokrasi bisa ditengahi dengan jalan komunikasi. Menurut Fransiskus, negara perlu membangun komunikasi lintas-sektor. Artinya, perlu ada dialog dua arah antara pemerintah, kelompok sipil masyarakat, hingga elemen-elemen lain agar keutuhan demokrasi yang diinginkan tercapai.
“Dalam konteks negara berkembang, yang penting dilakukan adalah membangun relasi sosial,” kata Paus Fransiskus.
Di luar itu semua, Paus Fransiskus menyampaikan kesannya terhadap Indonesia. "Saya senang dengan negara Anda, sangat indah,” kata Paus Fransiskus.
Indonesia adalah negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam perjalanan apostoliknya. Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu bertandang ke Indonesia selama tiga hari dari 3 hingga 5 September. Paus Fransiskus melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini pada 6 September.
Selama di Indonesia, Paus asal Argentina ini menyampaikan beragam pesan. Paus menyinggung masalah kekuasaan, tambang emas, hingga hubungan antar-umat beragama.
Pilihan editor: Situs Gerindra.org yang Singgung Akun Fufufafa Tak Bisa Dibuka Hari Ini