TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan memberikan pernyataan setelah gagal maju Pilkada 2024 lewat YouTube dia pada Jumat, 30 Agustus 2024. Dalam video berjudul Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pendaftaran 2024 itu, ia menyampaikan berbagai poin penting. Salah satunya tak menutup kemungkinan untuk mendirikan organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik, merespons aspirasi dan usulan yang dia terima.
“Jika untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan. Maka, membangun ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh. Kita lihat sama-sama ke depan.”
1. Pernyataan Anies Ditanggapi PKS
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Hidayat Nur Wahid merespons pernyataan Anies Baswedan soal partai politik yang kini tersandera oleh kekuasaan. Menurut dia, partainya tidak merasa telah disandera oleh kekuasaan.
"Saya enggak tahu yang dimaksud oleh beliau, partai-partai (yang tersandera kekuasaan) itu mana saja," katanya di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Adapun pernyataan Anies itu disampaikan setelah dia tidak mendapat dukungan dari partai politik untuk maju di Pilkada Jakarta. Dia membeberkan alasannya tak kunjung bergabung menjadi kader partai politik. Sebab, kata dia, partai-partai politik saat ini telah disandera oleh kekuasaan.
Hidayat mengungkapkan, kegagalan Anies mendapat dukungan partai politik sebagai kenyataan yang dia terima. "Saya kira tidak perlu lagi untuk mempertajam apalagi menyampaikan penilaian yang sebetulnya tidak proporsional," kata Hidayat.
2. Diskusi dengan Elite PKS
Hidayat Nur Wahid juga menanggapi soal rencana Anies kalau mau mendirikan partai baru atau ormas. "Kalau dia (Anies) buat partai politik kami hormati, kalau buat ormas kami hormati," katanya, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Menurut dia, rencana Anies mau bikin partai politik sempat menjadi salah satu topik diskusi yang dibahas bersama elite PKS. Pembahasan itu terjadi ketika sejumlah elite PKS bertemu Anies di kediamannya. "Saya pernah sampaikan kenapa (Anies) enggak ambil jalur perseorangan, termasuk opsi buat partai politik," katanya.
3. Golkar Bicara Kebijakan Partai
Wakil Ketua Umum Golkar Ace Hasan Syadzily merespons pernyataan Anies soal parpol yang tersandera kekuasaan. Menurut dia, partai-partai politik berkoalisi juga memiliki kebijakannya masing-masing.
"Orang mau menilai seperti apa yang dikembalikan kepada rakyat untuk menentukan bahwa partai-partai tersebut memiliki kebijakannya masing-masing," katanya, Senin, 2 September 2024. "Jadi bagi kami tentu kami memiliki visi misi serta kebijakan sendiri di dalam mengambil berbagai kebijakan-kebijakan tersebut."
4. Sudirman Said Membantah
Sudirman Said membantah masuk dalam jajaran tokoh yang ikut mendukung pembentukan ormas atau parpol bersama Anies. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia 2014-2016 itu menegaskan dia sama sekali tidak terlibat dalam urusan politik praktis untuk saat ini.
“Melalui pemberitaan media, saya mendengar Pak @aniesbaswedan sedang mempertimbangkan pembentukan ormas atau parpol, setelah tidak ikut Pilkada 2024. Saya doakan semoga langkah-langkah beliau ke depan dimudahkan,” kata Sudirman melalui akun X pribadinya, Ahad, 1 September 2024.
Sudirman menjelaskan, sejak Pilpres 2024 selesai, ia tidak mengikuti kegiatan politik praktis apa pun. Saat ini dia tengah fokus mengikuti proses seleksi calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
5. Pengamat Politik
Pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman memandang, batalnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP menyokong Anies maju Pilkada Jakarta agar tak membelah pendukung Anies dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurutnya meskipun peluang kemenangan Anies lebih besar. “Maka itulah kenapa kemudian saya pikir (itu salah satu) rasionalisasi PDIP tidak mengusung Anies di Jakarta,” kata dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sabtu, 31 Agustus 2024.
PRIBADI WICAKSONO | EKA YUDHA SAPUTRA | NOVALI PANJI NUGROHO | SAVINA RIZKY HAMIDA | ANTARA
Pilihan Editor: Ramai di Media Sosial X, Benarkah Anies Baswedan Buat Partai Perubahan Indonesia?