TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menilai partai politik di Indonesia kerap melakukan praktik feodal yang tidak sesuai dengan demokrasi. Refly menyoroti kondisi ini pada ranah pemilihan ketua partai yang tidak bernilai kompetisi. Kehadiran partai baru disebutkan akan menjadi solusi permasalahan ini.
"Praktik partai politik kita itu feodal semua. Jadi tidak ada internal competition di dalam partai politik saat ini. Semua partai itu calon tunggal, aklamasi. Bahkan ada partai yang belum pernah melaksanakan pemilihan (ketuanya)," ujar Refly saat ditemui di agenda Kajian Politik dan Hukum Madani, Pejaten, Jakarta, Sabtu, 14 September 2024.
Refly juga menuding partai politik yang saat ini berdiri di Indonesia, telah gagal dalam menghadirkan demokrasi di internal partainya. Sebab itu dia berharap munculnya partai politik yang baru dan terbebas dari praktik-praktik feodal tersebut. Hal ini menyikapi wacana Anies Baswedan mendirikan partai baru. Refly menyebut, sekarang waktu yang tepat untuk merealisasikan partai tersebut, sebab berkaitan dengan momentum Anies yang didepak dari kekuasaan.
"Tetapi tidak cukup momentum saja, tapi (membangun partai) juga butuh tokoh dan dukungan. Kalau Anies membentuk partai politik, insyaallah dukungan akan banyak. Karena syarat tokoh itu sudah terpenuhi di diri Anies Baswedan," ujar Refly.
Menurut Refly, terkadang tokoh yang muncul ke publik bisa datang tanpa adanya perencanaan, termasuk kehadiran Anies Baswedan dalam kancah perpolitikan. Namun demikian, tidak semua tokoh yang hadir dalam perpolitikan Indonesia mempunyai kualitas dan kapasitas.
Ketokohan Anies Baswedan, menurut Refly, cukup memberi pemicu untuk terbentuknya partai politik yang baru. Sebab selain Anies yang disebutnya punya nilai-nilai ketokohan, Mantan Gubernur Jakarta itu juga dianggapnya memiliki momentum yang pas untuk mendirikan partai politik.
"Kalau kita lihat lagi, ada kelompok-kelompok yang memang kuat mendukung Anies Baswedan. Kita enggak perlu sebutkan. Tetapi intinya itu, momentum, ketokohan dan dukungan sudah didapatkan Anies saat ini," ujar Refly.
Sebelumnya, Anies mengatakan banyak aspirasi yang datang kepada dirinya untuk membentuk partai politik secara mandiri. Aspirasi tersebut datang setelah ia gagal maju di Pilkada 2024. Anies menerima aspirasi itu dan meminta pendukungnya untuk menantikannya.
“Membangun ormas (Organisasi Masyarakat) atau partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh, kita lihat sama-sama ke depan,” ujar Anies dalam video di akun Youtube-nya yang berjudul Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pilkada 2024, yang diunggah, pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Pembentukan partai, menurut Anies untuk mewadahi berbagai aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat tersebut menginginkan kesetaraan dan demokrasi yang lebih sehat. Tak hanya itu, ia mengatakan banyak masyarakat yang menginginkan partai politik yang mengedepan gagasan.
Pilihan Editor: Ridwan Kamil soal Rencana Pertemuan dengan Anies Baswedan: Sedang Mencocokkan Waktu