Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yuk, Berani 'Speak Up' Lawan Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual

image-gnews
Lingkar Studi Feminis memberikan ruang aman bagi para penyintas KBGS
Lingkar Studi Feminis memberikan ruang aman bagi para penyintas KBGS
Iklan

INFO NASIONAL – Melati (nama samaran) merasa jijik dengan dirinya sendiri. Dia menyalahkan dirinya kenapa tidak bisa menghalau aksi pelecehan seksual yang dilakukan atasan kepada dirinya. Ketika peristiwa itu terjadi dia berada di ruang kerjanya yang sepi, atasannya pun masuk dan tiba-tiba mencium keningnya. Saat itu dirinya hanya bisa menangis, dan atasannya pun tersadar lalu pergi. 

Melati pun mengalami depresi. Setiap hari dia merasakan ketakutan untuk bertemu atasannya di kantor. Beruntung dia sadar diri untuk ke psikolog melakukan pengobatan diri. Namun, untuk speak up atau berbicara terkait pelecehan yang dialaminya ke Komnas Perempuan misalnya, dia mengaku tidak berani. Dia memikirkan apa yang terjadi pada dirinya serta stigma buruk dari masyarakat yang dialami keluarganya nanti. 

Nyatanya Melati tidak sendiri. Berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan 2020 (BPS, 2021) menunjukkan 1 dari 3 perempuan di Indonesia usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual baik oleh pasangan maupun bukan pasangan hidupnya. Pelecehan seksual seperti yang dialami Melati bisa termasuk dalam Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) yang dapat terjadi di ranah privat, publik, maupun daring (online). 

Siapapun dapat menjadi korban KBGS baik perempuan, laki-laki, dan kelompok minoritas seksual. Nyatanya, perempuan dan anak perempuan lebih banyak menjadi korban. Yang menyedihkan, KBGS dapat merugikan secara fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi. Hal itu pula yang membuat korban banyak yang tidak berani speak up dan memilih berdiam serta mengalami depresi. 

Melihat kondisi ini, Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) atau yang sebelumnya dikenal dengan Rutgers Indonesia, tidak berdiam diri. Melalui program Generasi Gender (Gen G), YGSI berusaha mendorong terciptanya masyarakat yang adil gender dan bebas dari kekerasan di sepanjang tahun 2021 – 2025.

Upaya melalui penjangkauan, lobi dan advokasi, serta penguatan kapasitas masyarakat sipil, khususnya kepemimpinan perempuan muda dan pelibatan laki-laki muda dalam memajukan keadilan gender merupakan tujuan program ini, yang khusus menyasar kaum muda. Hal ini dikarenakan terdapat fakta yang meresahkan menimpa para anak muda Indonesia.

Berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021 memperlihatkan 4 dari 100 anak perempuan dan 8 dari 100 anak laki-laki usia 13-17 tahun di perkotaan pernah mengalami kekerasan seksual dalam bentuk apapun di sepanjang hidupnya. Sementara untuk usia 18-24 tahun, kasus kekerasan seksual dalam bentuk apapun tercatat sebanyak 4,23 persen (laki-laki) dan 8,59 persen (perempuan) di perkotaan. Di rentang usia yang sama di pedesaan, kasus tercatat sebanyak 3,94 persen (laki-laki) dan 4,92 persen (perempuan).

Pengurus santri Pesantren Nurul Huda, Abdul Wahid menjadi salah satu kader Program Ulama Perempuan Muda yang peduli dengan isu-isu seputar KBGS

Melalui Gen G, diharapkan para penyintas dapat lebih berani untuk speak up. Tak hanya penyintas, namun anak-anak muda yang peduli dengan isu seputar KBGS juga diharapkan berani untuk speak up dan memperjuangkannya.  

Diakui Pengurus Santri Pesantren Nurul Huda, Garut, Cibojong, Jawa Barat, Abdul Wahid, lingkungan pesantren merupakan salah satu yang rentan dengan KBGS. “Cat calling kadang ada. Di santri putra juga rentan terjadi, dan itu pasti ada. Tapi memang ada yang diketahui oleh pengurus atau memang memilih diam tidak lapor,” kata Abdul Wahid,

Wahid pun mengikuti Pendidikan Ulama Perempuan Muda yang digagas Rahima, dengan ilmu yang dia peroleh selama pengkaderan, dia berhasil membuat Standard Operational Procedure (SOP) tentang kekerasan seksual. “Di Pondok Pesantren setiap momen atau kegiatan ada semacam pengarahan yang memberikan materi kesetaraan gender, bahaya kekerasan dan belum lama ini saya membuat SOP tentang kekerasan seksual. Jadi mereka diingatkan akan bahaya serta korban dianjurkan untuk berani melapor,” kata dia. 

Hasilnya, lanjut Wahid, yang awalnya para santri malu-malu tetapi dengan diingatkan terus maka kini mereka berani melapor. “Bahkan kalau ada ancaman pun mereka berani melapor.”

Sementara itu, Nabila Tauhida, Kelompok Kepentingan Pemuda Pelajar Mahasiswa  Koalisi Perempuan Indonesia, mengatakan banyak yang mengalami KBGS namun tidak sadar dan tidak berani speak up. “Mirisnya banyak perempuan penyintas dan aktivis tidak semua speak up terkait luka batin yang dialaminya. Masih banyak yang belum bisa bercerita.”

Nabila mengakui, dirinya juga baru berani speak up belum lama ini. Padahal, peristiwa yang dialaminya dia peroleh saat masih kecil. “Istilahnya luka itu jadi pemicu, jangan sampai orang lain jadi seperti kita. Makanya salah satu upaya adalah dengan berani berbicara tentang ini.”

Menurut dia, banyak kasus KBGS, yaitu KDRT, kekerasan dalam pacaran, kekerasan dalam ruang publik, di Indonesia juga terdapat perkawinan anak dan isu pekerja rumah tangga,” kata dia.

Nabila Tauhida, Kelompok Kepentingan Pemuda Pelajar Mahasiswa Koalisi Perempuan Indonesia, memberikan advokasi dan pelatihan seputar KBGS.

Koalisi Perempuan Indonesia, kata dia, memiliki program advokasi. “Khususnya dengan adanya Gen G banyak anak muda yang terlibat,” kata dia. Bagi anak muda yang mengikuti program akan dapat pelatihan, keorganisasian, advokasi, serta kampanye. “Mereka juga mendapatkan pelatihan untuk menerima pengaduan. Setelah itu orang muda yang sudah aktif duluan, advokasinya gak cuma di sosial media tetapi juga di kampus-kampus.”

Nabila berharap, orang-orang muda dapat memahami KBGS karena bisa terjadi kepada siapapun, dilakukan oleh siapapun.  “Harapan paling idealnya kekerasan berbasis gender sudah tidak ada.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Athirah Winarsih, Divisi Advokasi Keamanan Digital Srikandi KBGO mengatakan, untuk korban kekerasan berbasis gender online (KBGO) umumnya sangat takut identitasnya terbongkar. Apalagi terkait konten sensual. “Adanya jejak digital membuat mereka sangat khawatir akan tersebar ke khalayak luas, apalagi keluarganya."

Srikandi KBGO, kata Athirah, fokus ke pendampingan dan penanganan peretasan atau phising. Menurut dia banyak LSM lokal mengalami peretasan gangguan pada situs-situs web mereka atau penyerangan pribadi di anggota LSM tersebut. “Itu yang banyak kita tangani agar perangkatnya lebih aman.”

Melihat kerisauan dan minimnya akses penanganan kasus serangan digital dan KBGO di daerah, maka Srikandi KBGO fokus edukasi pendampingan kepada korban dan masyarakat untuk keamanan digital. 

“Kami tidak memaksa, pendampingan basisnya melihat apa saja dulu peristiwa yang mereka alami, dari situ kita melakukan asesmen apa sih yang mereka butuhkan,” ujar dia. Menurutnya jika diperlukan penanganan lebih luas, maka dilakukan edukasi terlebih dahulu. 

Menurut dia, banyak hal yang menjadi tantangan untuk korban. Tetapi sejauh ini masih banyak korban yang mau speak up terutama jika didukung kerabat dan keluarga. “Hal itu membuat mereka gak merasa sendiri. Akhirnya berani untuk melaporkan.”

Koordinator Lingkar Studi Feminis (LSF) Eva Nurcahyani mengatakan, LSF mengajak anak muda untuk peduli dengan isu KBGS. Termasuk anak muda yang masih mengemban ilmu di perguruan tinggi. LSF mengawal implementasi Permendikbud Ristek No.30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi dan Peraturan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Satuan Pendidikan Pada Kementerian Agama. 

“Ini tentunya bukan hanya sebagai bagian pencegahan dan penanganan saja, melainkan menumbuhkan kesadaran bagi civitas akademik akan pentingnya mengawal isu kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi,” ujar dia.

Untuk melakukan advokasi diakui Eva tidak mudah, “Kami dihadapkan dengan banyaknya organisasi massa (ormas),” kata dia. Para ormas tersebut, yang juga banyak menjabat sebagai RT, RW, masih memiliki perspektif negatif apalagi jika yang mengadvokasi masih berstatus mahasiswi. 

Oleh karena itu, LSF memilih bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) serta Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) yang ada di kampus-kampus.

Staf Program LBH Apik Sulawesi Tengah (Sulteng) Ririn Sabani saat memberikan advokasi seputar KBGS

LSF memiliki program untuk open recruitment orang-orang muda melalui Sekolah Literasi Feminis (SELF) dengan pelatihan, edukasi, dan juga kampanye. LSF juga mengadakan pelatihan yang berangkat dari keresahan sulitnya untuk mengadvokasi seputar feminisme. Di LSF terdapat kelas advokasi berperspektif gender. “Kalau yang ini rate usianya bebas,” ujar Eva. 

Ririn Sabani, Staf Program LBH Apik Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan, para korban atau mereka menyebutnya dengan mitra, tidak didorong untuk speak up secara langsung karena khawatir dengan aspek keamanannya. Namun, LBH APIK Sulteng memastikan ruang aman terlebih dahulu bagi para mitra untuk speak up. “Mengukur orang keluar dari persoalan tidak hanya selesai kasus hukumnya, karena setelah selesai terdapat masalah lain seperti sosial ekonomi, trauma. Karena itu kita memastikan mitra mendapatkan ruang aman dan nyaman untuk speak up.”

Tak hanya ruang aman, sudah dua tahun ini LBH APIK Sulteng juga menyediakan Rumah Aman. Hal ini diperlukan agar mitra tidak berurusan dengan pelaku dan keluarganya. “Kalau dibilang efektif belum dipastikan, so far semua mitra ke Rumah Aman tergantung kebutuhannya. Kalau tidak butuh tidak dipaksa karena penanganan kasus di LBH APIK berbasis kebutuhan mitra.”

LBH APIK Sulteng, lanjut Ririn, juga mendorong keterlibatan orang muda termasuk di kelurahan. Selain edukasi dan sosialisasi UU Nomor 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), lembaga ini juga mendorong orang muda di kelurahan untuk menjadi paralegal sehingga dapat menjadi gender focal point saat menangani permasalahan di level kelurahan.

Semua orang menurut Ririn bisa dilatih menjadi paralegal. “Bagi kami, semua orang memiliki risiko baik menjadi pelaku maupun korban sehingga semua orang harus mendapatkan pelatihan paralegal muda,” kata dia. 

Ririn pun berharap semua orang merasa aman atas lingkungannya. “Kita merasa aman dan nyaman dimanapun, di kampus, tempat kerja, tempat bermain, tempat nongkrong itu yang diharapkan terjadi.” Tentu, lanjut dia, hal ini diperlukan kolaborasi dengan pemerintah untuk membangun sistem yang baik dari regulasi, infrastruktur, fasilitas yang baik, serta kesadaran semua orang untuk turut terlibat. “Penanganan dan pencegahan bukan hanya oleh LBH APIK, tapi semua pihak. Semua orang berkewajiban terlibat.” (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komunitas Otomotif Deklarasi Dukung Airin di Pilkada Banten

14 menit lalu

Foto bersama Paguyuban Autoclub Banten (ACB) setelah mendeklarasikan dukungan untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten  Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi di Kabupaten Serang, Jumat, 13 September 2024. Dok. Pribadi
Komunitas Otomotif Deklarasi Dukung Airin di Pilkada Banten

Autoclub Banten merupakan paguyuban otomotif yang tediri atas 144 klub. Mereka memberi dukungan pada Airin karena memilik rekam jejak bagus selama memimpin Tangerang Selatan.


Jaga Kestabilan Harga, Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Ke Pasar Sukamoro

17 menit lalu

Penjabat Bupati Banyuasin, Muhammad Farid saat melakukan sidak di Pasar Sukamoro, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Jum'at, 13 September 2024. Dok. Pemkab Banyuasin
Jaga Kestabilan Harga, Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Ke Pasar Sukamoro

Sidak ini menjadi upaya untuk menjaga kestabilan harga sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Peninjauan pasarpun rutin Farid lakukan.


Telkomsel dan Noice Hadirkan Paket Bundling Noice Premium

27 menit lalu

Paket Bundling Noice Premium menggabungkan keunggulan konektivitas Telkomsel dengan konten podcast favorit dari Noice, menyediakan akses yang mudah dan terjangkau akan pengalaman audio berkualitas sekaligus mendukung kemajuan industri kreatif digital Indonesia. Dok. Telkomsel
Telkomsel dan Noice Hadirkan Paket Bundling Noice Premium

Paket ini menggabungkan keunggulan konektivitas broadband dari Telkomsel dan ragam konten podcast dari Noice sehingga pelanggan bisa mengakses audio berkualitas dan inspiratif.


Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

1 jam lalu

Seorang pekerja memeriksa panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Gedung PPKD, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memasang 136 unit PLTS di sekolah, fasilitas kesehatan, gedung kantor hingga fasilitas olah raga untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca dan adaptasi perubahan iklim. ANTARA FOTO/Henry Purba/nym.
Kepedulian Pj. Gubernur Heru dan Upaya Pemprov Masifkan Energi Bersih

Pj. Gubernur Heru Budi mendorong energi bersih di Jakarta melalui PLTS, transportasi publik listrik, dan sinergi multi-pihak guna mencapai target emisi nol karbon pada 2060.


Pakar Ingatkan Bahaya BPA pada Kesuburan Pria

2 jam lalu

foto ilustrasi. Dok. Le Minerale
Pakar Ingatkan Bahaya BPA pada Kesuburan Pria

Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, I Made Oka Negara paparkan bahaya kandungan Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang yang sering kali didistribusikan menggunakan truk-truk terbuka sehingga memicu pelepasa senyawa BPA.


Pegadaian Borong 8 Penghargaan The Best Indonesian Contact Center 2024

2 jam lalu

PT Pegadaian berhasil meraih delapan penghargaan sekaligus dalam Gala Awards Ceremony The Best Indonesian Contact Center 2024 yang diselenggarakan oleh Indonesian Contact Center Association (ICCA) di Jakarta, pada Rabu, 11 September 2024. Dok Pegadaian
Pegadaian Borong 8 Penghargaan The Best Indonesian Contact Center 2024

Semua penghargaan yang diboyong Pegadaian dapat memantik semangat dan motivasi pegawai untuk meningkatkan kualitas pelayanan.


Alfamart Sahabat Posyandu Inisiatif Turunkan Angka Stunting di 12 Kota

5 jam lalu

(kiri-kanan) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiharto, Penjabat Walikota Gorontalo H. Ismail Madjid, Corporate Affair Director Alfamart, Solihin foto bersama dalam acara Peluncuran program Satu Telur Sehari Alfamart Sahabat Posyandu ditandai dengan penyerahan telur secara simbolis kepada para penerima manfaat, di Kota Gorontalo, Kamis, 12 September 2024. Dok.  Alfamart
Alfamart Sahabat Posyandu Inisiatif Turunkan Angka Stunting di 12 Kota

Alfamart berkomitmen memberikan kontribusi pada penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia lewat program berkelanjutan Alfamart Sahabat Posyandu yakni Satu Telur Sehari.


Memahami Aritmia Bersama Spesialis Jantung dari RS Siloam TB Simatupang

6 jam lalu

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K). Dok. RS Siloam
Memahami Aritmia Bersama Spesialis Jantung dari RS Siloam TB Simatupang

Di era modern saat ini, teknologi medis telah berkembang pesat, memberikan berbagai metode diagnostik dan perawatan yang lebih efektif untuk aritmia jantung.


Cara Melindungi Diri Dari Sinar Ultraviolet

8 jam lalu

Foto Ilustrasi Sinar Ultraviolet. Dok. thefuntimesguide.com/gaya.tempo.co
Cara Melindungi Diri Dari Sinar Ultraviolet

Sinar matahari memang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti sunburn, penuaan dini, bahkan kanker kulit.


Prestasi Holding UMi BRI Group Selama Tiga Tahun

9 jam lalu

Holding Ultra Mikro, yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan PNM, merayakan tiga tahun pencapaian dalam meningkatkan inklusi keuangan dan pemberdayaan UMKM, dengan total pembiayaan lebih dari Rp622,3 triliun untuk 36,1 juta nasabah. Dok. BRI
Prestasi Holding UMi BRI Group Selama Tiga Tahun

Holding Ultra Mikro (UMi) mencatatkan berbagai pencapaian positif dalam upayanya meningkatkan inklusi keuangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat selama tiga tahun hadir ini.