TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior PPP Zainut Tauhid Sa'adi mengaku kecewa dengan kondisi partainya saat ini. Apalagi adanya pro kontra antaranggota partai berkaitan dengan hasil Pemilu 2024 yang membuat partai ini tak lolos Senayan.
"Menurut saya hal ini merupakan musibah besar bagi seluruh kader dan simpatisan PPP yang selama ini setia dan konsisten percaya sebagai wadah perjuangan serta penyaluran aspirasi politiknya," kata Zainut melalui keterangan tertulisnya kepada Tempo pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Baca juga:
Mantan Wakil Menteri Agama itu menilai keterpurukan suara PPP merupakan harga yang harus dibayar oleh para pimpinan dan elite partainya yang tidak memiliki kepekaan terhadap perasaan publik karena tidak bisa mengelola konflik internal partai dengan baik. "Bahkan sebagian dari elitenya memiliki kegemaran mempertontonkan konflik secara terbuka di depan publik," ujarnya.
Zainut menyebut wajar suara PPP sedikit karena publik memberikan hukuman. "Publik tidak memilih PPP di Pemilu 2024 karena muak melihat partai yang mengusung jargon agama tetapi hobinya sering berkonflik," ujarnya.
Dia meminta kepada pimpinan, elite dan kader untuk tidak saling menyalahkan dan mencari biang kerok dari keterpurukan PPP. Terutama melakukan tindakan destruktif yang justru bakal merusak citra. Selain itu, dia meminta agar partai segera melakukan konsolidasi organisasi memperkuat tali silaturahmi untuk membangun dan memperkuat moral kader dan simpatisan. Kemudian dia meminta agar anggota partai melakukan refleksi secara mendalam atas musibah itu untuk kembali membangun PPP.
"Elite politik jangan memberikan pernyataan kontroversial yang dapat mengundang polemik yang tidak produktif," ujarnya.
Dia juga meminta pimpinan dan elite PPP agar segera meminta maaf secara terbuka kepada publik sebagai bentuk tanggung jawab moral atas tidak lolosnya PPP pada ambang batas pemilu.
Menurutnya eakan lebih bijak jika permohonan maaf itu disertai dengan pernyataan pengunduran diri elit tinggi partai dari jabatannya secara ikhlas dan legowo.
Sebelumnya sekelompok massa yang menamakan diri Front Kader Ka'bah Bersatu (FKKB) menggelar demo di kantor DPP PPP. Mereka mendesak Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono mundur.
Meski demikian ada pula kelompok dari Front Kader Penjaga Partai yang pro Mardiono. Mereka meminta menjelang Pilkada serentak tak membuat gaduh partai.
Kelompok ini meminta DPP memecat kader yang membuat gaduh dan akan mengawal kepemimpinan Mardiono.