Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Seluk-beluk Kabinet Zaken

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ramai sepekan terakhir wacana kabinet Prabowo Subianto, presiden terpilih hasil Pilpres 2024, posturnya gemoy karena bakal menjadi 40 kementerian dari 34 saat ini. Dalam sejarah politik Indonesia, yang cukup mencuat adalah kabinet zaken yang mengandalkan figur-figur profesional. Apa itu kabinet zaken?

Kabinet zaken adalah sebuah kabinet di mana anggotanya dipilih berdasarkan keahlian dan bukan sebagai representasi dari partai politik tertentu. Namun demikian, anggota kabinet zaken juga dapat berasal dari kalangan partai politik. Tujuan utama dari kabinet zaken adalah untuk mencegah terjadinya kelebihan fungsi dalam kabinet, meningkatkan kinerja para menteri, dan menghindari potensi korupsi yang dilakukan oleh para menteri dalam kabinet.

Dalam sejarahnya, kabinet zaken muncul antara tahun 1957 hingga 1959, setelah negara mengalami beberapa periode ketidakstabilan. Salah satu contoh kabinet zaken adalah Kabinet Djuanda yang menjabat dari tanggal 9 April 1957 hingga 5 Juli 1959. Kabinet ini disebut sebagai kabinet zaken atau kabinet ekstra-parlementer karena dibentuk tanpa memperhitungkan jumlah kursi di parlemen.

Munculnya kabinet zaken tidak terlepas dari perubahan politik di akhir era Demokrasi Liberal dan awal era Demokrasi Terpimpin. Presiden Soekarno mengusulkan konsep Demokrasi Terpimpin sebagai alternatif untuk Demokrasi Liberal yang dianggap tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Salah satu aspek dari konsep ini adalah pembentukan Kabinet Djuanda yang langsung diatur oleh Presiden Soekarno. Kabinet ini terbukti efektif dalam menjalankan program-programnya, salah satunya adalah Deklarasi Djuanda.

Meskipun demikian, konsep kabinet zaken bukanlah upaya untuk menghilangkan peran partai politik dalam pemerintahan. Partai politik tetap menjadi salah satu pilar utama dalam sistem demokrasi modern dan harus aktif dalam mengelola negara. Namun, kabinet zaken diharapkan lebih mementingkan kepentingan rakyat daripada kepentingan partai politik. Kabinet berbasis politik seringkali rentan terhadap konflik kepentingan, di mana menteri dapat dihadapkan pada tuntutan untuk melayani publik dan partainya secara bersamaan.

Jejak Kabinet Zaken Era Orde Lama

Berikut adalah tiga kabinet zaken yang muncul pada era Orde Lama:

1. Kabinet Natsir

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS). Kabinet ini resmi diumumkan pada tanggal 7 September 1950 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1950. Kabinet ini dipimpin oleh Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

Kabinet ini merupakan hasil dari koalisi antara partai Masyumi dan PNI (Partai Nasional Indonesia), meskipun tidak ada anggota PNI yang terlibat di dalamnya. Hal ini menyebabkan PNI berada di oposisi bersama Murba dan PKI. Pembentukan kabinet ini memungkinkan Partai Masyumi untuk memiliki jumlah kursi terbanyak di DPR pada saat itu.

Sebagai kabinet zaken, Kabinet Natsir banyak diisi oleh golongan non-partai dan ahli, seperti Djuanda Kartawidjaja yang menjabat sebagai Menteri Perhubungan dan Hamengkubuwono IX yang ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Kabinet Wilopo

Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga yang terbentuk setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat pada tanggal 3 April 1952 hingga 2 Juni 1953. Mr. Wilopo adalah pendiri kabinet ini dan menjabat sebagai perdana menteri ketujuh. Kabinet ini terbentuk setelah pembubaran Kabinet Sukiman-Suwiryo yang diduga lebih condong ke Blok Barat.

Kabinet Wilopo resmi terbentuk pada tanggal 1 April 1952 dengan susunan anggota yang berasal dari berbagai partai politik dengan jumlah kursi yang berbeda-beda. Susunan kabinet ini terdiri dari beberapa orang ahli dalam bidangnya atau disebut sebagai kabinet Zaken.

3. Kabinet Djuanda

Kabinet Djuanda terbentuk setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo II pada tanggal 14 Maret 1957. Jatuhnya kabinet sebelumnya disebabkan oleh masalah ekonomi yang menyebabkan demonstrasi buruh yang dikomandoi oleh PKI.

Presiden Soekarno kemudian membentuk Kabinet Darurat Ekstra-Parlementer dan menunjuk Ir. Djuanda Kartawidjaja sebagai Perdana Menteri. Kabinet Djuanda ini tidak berasal dari partai politik dan memiliki dua anggota militer di dalamnya.

Kabinet Djuanda dikenal sebagai kabinet zaken karena keberhasilannya dalam berbagai prestasi, seperti membentuk Dewan Nasional, memperjuangkan Irian Barat, dan mempercepat pembangunan. Kabinet ini berlangsung dari April 1957 hingga Juli 1959.

Setelah era Kabinet Djuanda, tidak ada lagi kabinet zaken yang terlihat dalam pemerintahan Indonesia, baik di era Orde Baru maupun era Reformasi. Bagaimana kabinet Prabowo kelak? Rasanya mustahil sebagai kabinet zaken.

EIBEN HEIZIER | ANANDA RIDHO SULISTYA
Pilihan editor: KPK Dorong Presiden Terpilih Bentuk Zaken Kabinet 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Anies Baswedan Berkunjung ke Tokyo hingga Tak Jawab Soal Kemungkinan Gabung Kabinet Prabowo

5 jam lalu

Foto: Anies Baswedan (YouTube Anies Baswedan)
Anies Baswedan Berkunjung ke Tokyo hingga Tak Jawab Soal Kemungkinan Gabung Kabinet Prabowo

Anies Baswedan enggan menjawab saat ditanya apakah dirinya bakal bergabung dengan kabinet bentukan Presiden terpilih Prabowo Subianto.


Gembar-gembor Prabowo-Gibran Buat Kabinet Zaken, Bukan Hal Baru dalam Sejarah Indonesia

12 jam lalu

Jajaran Menteri Kabinet Djuanda berfoto bersama Presiden Sukarno. Wikipedia
Gembar-gembor Prabowo-Gibran Buat Kabinet Zaken, Bukan Hal Baru dalam Sejarah Indonesia

Kabinet Zaken yang digembar-gemborkan Prabowo-Gibran bukanlah yang pertama di negeri ini, pada zaman Sukarno beberapa kabinet zaken pernah dibentuk.


Sebut Kabinet Zaken Hanya Gimik, Ini Saran Pengamat untuk Prabowo

1 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Sebut Kabinet Zaken Hanya Gimik, Ini Saran Pengamat untuk Prabowo

Analis komunikasi politik Khafidlul Ulum menganggap wacana kabinet zaken Prabowo bertentangan dengan realita politik di lapangan.


Dasco Sebut Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo Belum Fix, Ini Pertimbangannya

1 hari lalu

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan keterangan pers soal RUU Pilkada di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Sufmi Dasco Ahmad mengatakan RUU Pilkada batal untuk disahkan dan Pilkada serentak 2024 akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dasco Sebut Jumlah Menteri di Kabinet Prabowo Belum Fix, Ini Pertimbangannya

Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran belum ditetapkan.


Profil Sugiono, Anak Ideologis Prabowo yang Digadang-gadang Jadi Menlu

2 hari lalu

Wakil Ketua Komisi I DPR RI yang juga Waketum Partai Gerindra, Sugiono, berbicara soal namanya yang digadang-gadang akan jadi menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024. Tempo/Annisa Febiola
Profil Sugiono, Anak Ideologis Prabowo yang Digadang-gadang Jadi Menlu

Sinyal kuat bakal ada alumnus SMA Taruna Nusantara yang menjadi menteri di Kabinet Prabowo, salah satunya mengerucut pada Sugiono. Berikut profilnya.


Bongsornya Kabinet Prabowo-Gibran: Revisi UU Kementerian Negara Hingga Bebani APBN

2 hari lalu

Baleg DPR dan pemerintah menyepakati jumlah kementerian di kabinet tak dibatasi.
Bongsornya Kabinet Prabowo-Gibran: Revisi UU Kementerian Negara Hingga Bebani APBN

Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas membenarkan ketika ditanya mengenai isu jumlah menteri di kabinet Prabowo akan menjadi 44 orang.


Erapol Indonesia Sebut Kabinet Zaken Prabowo Sekadar Gimik

2 hari lalu

Baleg DPR dan pemerintah menyepakati jumlah kementerian di kabinet tak dibatasi.
Erapol Indonesia Sebut Kabinet Zaken Prabowo Sekadar Gimik

Wacana kabinet zaken oleh Prabowo bertentangan dengan realita politik di lapangan.


PDIP Beri Sinyal Dukung Pemerintahan Prabowo dan Apresiasi Kabinet Zaken

2 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
PDIP Beri Sinyal Dukung Pemerintahan Prabowo dan Apresiasi Kabinet Zaken

PDIP bicara soal peluang mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Partai banteng ini juga apresiasi wacana kabinet zaken Prabowo.


Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Reaksi PKB dan Golkar Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Golkar menyatakan penambahan jumlah di kabinet Prabowo mendatang tak akan menjadi masalah jika sesuai dengan kebutuhan.


Prabowo Disebut-sebut Akan Bentuk Kabinet Zaken, Pengamat: Hanya Gimik Politik

3 hari lalu

Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo tampak berbincang di depan Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, pada Kamis, 12 September 2024. Foto Tim Media Prabowo
Prabowo Disebut-sebut Akan Bentuk Kabinet Zaken, Pengamat: Hanya Gimik Politik

Pengamat politik Khafidlul Ulum menilai rencana pembentukan kabinet zaken oleh Prabowo itu sebagai gimik politik semata.