Tak hanya itu, Anam juga mengatakan meski Mahfud gagal sebagai calon wakil presiden 2019, tapi ketika menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan membuat gairah masyarakat tumbuh dan mencerdaskan. Situasi ini yang membuat masyarakat di Jawa Timur rindu pejabat berprestasi dari daerah mereka.
"Ketika di suatu tempat beberapa daerah, kabupaten, atau kota yang banyak digarap oleh paslon tertentu dengan siraman bansos, ketika kami mendatangi kembali dengan mengatakan ini Prof Mahfud sinyalnya menguat kembali,” kata Anam.
Belakangan, Mahfud Md. memang menyambangi Jawa Timur kembali. Pada Senin, 5 Februari 2024, Mahfud berkampanye di Pasuruan dan Bangkalan.
Di Pasuruan, Mahfud menghadiri Kampanye Akbar bertajuk Rembug Rakyat di Stadion Untung Suropati. Di sana, Mahfud bersholawat bersama penyanyi religi, Haddad Alwi. Haddad Alwi disebut mengenal Mahfud sejak menjadi hakim Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Sedangkan, ketika kampanye di Bangkalan, Mahfud silaturahmi ke Pondok Pesantren Sirrul Cholil, Bangkalan, Madura. Di sana, Mahfud disambut pengasuh Pondok Pesantren Kiai Muqtafi Aschal yang juga cicit Syaikhona Cholil Bangkalan.
Sementara itu, Anam juga membantah hasil sigi Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Kamis, 1 Februari kemarin karena hasil survei internalnya menunjukan suara Ganjar-Mahfud di Jawa Timur lebih dari 50 persen. Hasil sigi itu menempatkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di pucuk dengan perolehan 56,2 persen. Sementara itu, Ganjar Pranowo-Mahfud Md di posisi kedua dengan perolehan 19,9 persen, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di juru kunci dengan 15,7 persen.
Menurut Anam, survei itu tidak menyentuh psikologi politik masyarakat Jawa Timur atas sosok Mahfud yang berharap di Pilpres 2024 karena pernah gagal sebelumnya. Anam justru berseloroh untuk menuliskan perolehan untuk Prabowo-Gibran sampai 102 persen.
“Apakah itu disentuh oleh survei, tidak. Survei tidak pernah melihat psikologi politik orang Jawa Timur, kerinduan atas Prof Mahfud menjadi wapres 2019. Harusnya ditulis 102 persen, rugi kalau kampanye 56, sekalian saja 102 persen. 100 untuk angka, duanya untuk simbol 02 (Prabowo-Gibran),” kata Anam.
Pilihan Editor: TKN Prabowo-Gibran Sebut Putusan Etik DKPP Bisa Jadi Bahan Serangan Rival Politik