Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Poin Pidato Megawati, Salah Satunya Sebut Manipulasi Hukum Akibat Praktik Kekuasaan

image-gnews
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato politik secara tertutup dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023.Sumber: Dokumentasi PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato politik secara tertutup dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023.Sumber: Dokumentasi PDIP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidatonya terkait Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam pidato yang disiarkan di kanal Youtube PDIP pada Ahad, 12 November 2023 itu, Megawati menyampaikan beberapa poin yang berkaitan dengan MK. Berikut poin pidato Megawati seperti dilansir dari Tempo.

Prihatin kejadian di MK

Awalnya Megawati mengatakan sangat prihatin dan menyayangkan terhadap kejadian yang terjadi di MK pada beberapa waktu lalu. Ia mengatakan konstitusi bukan hanya hal dasar dalam bernegara, melainkan juga cita-cita bangsa.

"Konstitusi itu adalah pranata kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diikuti dengan seluruh-selurusnya. Konstitusi tidak hanya ditaati sebagai sebuah hukum dasar tertulis, namun konstitusi itu harus memiliki roh yang mewakili kehendak tekad dan cita-cita tentang bagaimana bangunan tata pemerintahan negara disusun dan dikelola dengan sebaik-baiknya seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa," kata Megawati.

Megawati mengatakan, proses lahirnya MK tidak mudah. Sebab katanya, harus mengorbankan rakyat dan mahasiswa melalui serangkaian peristiwa di masa sekitar Reformasi 1998.

Ia mengatakan MK mempunyai cita-cita dalam menjaga keutuhan demokrasi, bukan hanya hal dasar dalam bernegara.

MK harusnya punya wibawa

Megawati juga mengatakan MK seharusnya memiliki wibawa dan tugas yang sangat berat untuk mewakili seluruh rakyat Indonesia seperti yang sebelumnya ia bentuk dalam masa kepemimpinannya sebagai presiden.

"Apa yang terjadi saat ini mengingatkan saya ketika sebagai Presiden Republik Indonesia saat itu diperintahkan melalui perubahan ketiga undang-undang dasar 1945 yang diatur dalam pasal 7B pasal 24 ayat 2 dan pasal 24C tentang dibentuknya Mahkamah Konstitusi dari namanya saja Mahkamah Konstitusi ini seharusnya sangat-sangat berwibawa, memiliki tugas yang sangat berat dan penting guna mewakili seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Manipulasi hukum akibat praktik kekuasaan

Namun Megawati mengatakan, yang terjadi pada MK belakangan ini telah melenceng dari cita-cita bangsa karena banyak manipuasi hukum akibat praktik kekuasaan.

"Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki," kata Megawati.

Selanjutnya: Cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Refly Harun Anggap Demokrasi di 2 Periode Kepemimpinan Jokowi Jalan di Tempat

19 jam lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Refly Harun Anggap Demokrasi di 2 Periode Kepemimpinan Jokowi Jalan di Tempat

Menurut Refly Harun, kerusakan sistem pemilu Indonesia semakin menjadi-jadi. Membuat cita-cita reformasi semakin jauh.


PDIP Ungkap Kondisi Terkini Megawati yang Sempat Disebut Kurang Sehat

1 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama Bendahara Umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey.
PDIP Ungkap Kondisi Terkini Megawati yang Sempat Disebut Kurang Sehat

PDIP menyatakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tidak memiliki masalah secara fisik.


Putusan MA Soal Batas Usia Calon Kepala Daerah hanya Dalam 3 Hari, Dejavu Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres?

1 hari lalu

Gedung Mahkamah Agung RI, Jakarta.
Putusan MA Soal Batas Usia Calon Kepala Daerah hanya Dalam 3 Hari, Dejavu Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres?

Putusan MA soal batas usia kepala daerah diputuskan dalam tiga hari sejak didistribusikan pada 27 Mei dan diputus pada 29 Mei 2024. Ingat putusan MK?


Kemendagri dan Lemhanas Gelar Kursus Singkat untuk Parpol di Kuningan

1 hari lalu

Ilustrasi bendera partai politik. ANTARA
Kemendagri dan Lemhanas Gelar Kursus Singkat untuk Parpol di Kuningan

Kemendagri menilai konsolidasi demokrasi berjalan penuh liku selama reformasi. Penguatan kelembagaan parpol menjadi pilar penting dalam demokrasi.


Kurang Sehat, Megawati Batal Hadir Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende

1 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, bersama Bendahara Umum PDI Perjuangan, Olly Dondokambey.
Kurang Sehat, Megawati Batal Hadir Upacara Hari Lahir Pancasila di Ende

Sambutan Megawati di acara tersebut dibacakan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.


Hasto Bicara PDIP Menang 3 Kali Meski Dilukai Sosok yang Dibesarkan Partai

1 hari lalu

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) saat konferensi pers persiapan Rakernas V Partai di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024. PDI Perjuangan (PDIP) membahas sejumlah hal di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-5. Salah satunya, evaluasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Hasto Bicara PDIP Menang 3 Kali Meski Dilukai Sosok yang Dibesarkan Partai

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pecah kongsi akibat Pilpres.


Hasto Kristiyanto Sebut Sikap PDIP Menunggu Pemerintahan Baru Terbentuk

2 hari lalu

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, saat memberikan keterangan di depan lokasi Rakernas V PDIP, Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Kamis, 23 Mei 2024. TEMPO/Defara
Hasto Kristiyanto Sebut Sikap PDIP Menunggu Pemerintahan Baru Terbentuk

Hasto mengatakan yang terpenting bagi PDIP adalah mengedepankan masalah demokrasi yang saat ini memburuk.


Projo Minta PDIP Jadi Oposisi yang Tangguh, Bukan Peragu

2 hari lalu

Ketua Desk Pilkada DPP Projo, Roy Abimanyu, bersama Sekretaris Jenderal DPP Projo, Handoko, dan Bendahara Umum Projo, Panel Barus, dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat, 31 Mei 2024. TEMPO/Defara
Projo Minta PDIP Jadi Oposisi yang Tangguh, Bukan Peragu

Projo juga bicara soal spekulasi PDIP yang sedang memainkan strategi menaikkan harga.


Megawati Tidak akan Rayakan Harlah Pancasila Bersama Jokowi

2 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan pidato saat penutupan Rapat Kerja Nasional V PDI Perjuangan di Ancol, Jakarta, Minggu, 26 Mei 2024. Hasil dari Rakernas V PDI Perjuangan yang diselenggarakan dari 24-26 Mei ini seluruh kader Partai menyatakan untuk tetap memilih Mega menjadi ketua umum. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Megawati Tidak akan Rayakan Harlah Pancasila Bersama Jokowi

Megawati akan memperingati Harlah Pancasila yang jatuh pada Sabtu, 1 Juni besok di Ende. Jokowi di tempat lain.


Megawati Bakal Sambangi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

2 hari lalu

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan Pidato Penutupan Rakernas-V di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, pada Ahad, 26 Mei 2024.Dok. Humas PDIP
Megawati Bakal Sambangi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Soekarnoputri direncanakan menyambangi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, untuk peringati Hari Lahir Pancasila.