Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Nyi Ageng Serang, Buyut Ki Hajar Dewantara yang Pernah Berperang Bersama Pangeran Diponegoro

image-gnews
Nyi Ageng Serang. jogjaprov.go.id
Nyi Ageng Serang. jogjaprov.go.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Raden Ajeng (R.A) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi atau yang dikenal dengan Nyi Ageng Serang merupakan seorang pahlawan Indonesia yang berjuang melawan Belanda bersama dengan Pangeran Diponegoro. Seperti dilansir dari laman Budaya.jogjaprov.go.id, Nyi Ageng Serang merupakan putri dari Pangeran Natapraja.

Pangeran Natapraja adalah seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah dan juga merupakan seorang Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I. Nyi Ageng Serang juga merupakan keturunan dari Sunan Kalijaga yang juga memiliki seorang cicit yang kelak akan menjadi seorang pahlawan, yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau yang juga dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.

Seperti dilansir dari artikel yang ditulis oleh Wahyu Ida Permatasari dan Aman berjudul “Religious Example of Character Nyi Ageng Serang in 2013 Curriculum”, menyebut bahwa Nyi Ageng Serang lahir pada 1762 di sebuah desa yang terletak di Serang pada musim hujan. Masa muda Nyi Ageng Serang dihabiskan dengan menjalani pelatihan militer, lalu sempat menjadi istri dari Sri Sultan Hamengkubuwono II.

Namun demikian, setelah berpisah, Nyi Ageng Serang memutuskan untuk kembali ke daerah Purwodadi dan membantu Pangeran Diponegoro dalam berperang. Saat Perang Diponegoro yang terjadi antara 1825 hingga 1830, Nyi Ageng Serang telah berusia 73 tahun.

Meskipun demikian, Nyi Ageng Serang masih gigih untuk melanjutkan perjuangannya bersama dengan cucunya, yakni R.M. Papak Nyi Ageng. Dalam Perang Diponegoro, Nyi Ageng Serang memiliki posisi yang strategis, yakni sebagai penasihat Pangeran Diponegoro, tidak hanya itu, Nyi Ageng Serang juga beberapa kali ditugaskan untuk memimpin pasukan dalam perang di daerah Serang, Purwodadi, Gundih, Kudus, Demak, dan Semarang.

Nyi Ageng Serang terkenal sebagai seorang ahli strategi perang yang menggunakan strategi lembu, strategi tersebut memanfaatkan lembu atau daun talas hijau sebagai media atau alat untuk penyamaran. Selain itu, seperti dilansir dari laman Budaya.jogjaprov.go.id, Nyi Ageng Serang pernah secara langsung memimpin perang gerilya di sekitar desa Beku, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Nyi Ageng Serang disarankan Pangeran Diponegoro untuk berpindah mendekati Yogyakarta dan bermarkas di Prambanan, sehingga pada sisa masa hidupnya, Nyi Ageng Serang menjadi penasehat dari Sultan Sepuh atau Hamengku Buwono II. Seperti dilansir dari laman Kalibawang.kulonprogokab.go.id, pada 1838, Nyi Ageng Serang meninggal di usianya yang ke-86 tahun dan dimakamkan di bukit Traju Mas yang terletak di Padukuhan Beku, Kalurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

Pada 1974, Nyi Ageng Serang ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 084/TK/1974 tanggal 13 Desember, 1974. Selain itu, sosoknya yang memiliki integritas, nasionalisme, dan juga religius dijadikan sebagai sosok perempuan teladan pada pidato presiden pada Hari Ibu Nasional 1974.

Pilihan Editor: Mengenal Sosok 6 Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2023

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

6 hari lalu

Perayaan adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman pada 1-3 Mei 2024. Dok. istimewa
Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.


Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

9 hari lalu

Dua orang wisatawan duduk di depan bangunan Lawang Sewu, di Semarang, Jawa Tengah, 24 september 2018. Dahulu gedung ini  merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS yang dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Tempo/Rully Kesuma
Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.


3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

9 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

9 hari lalu

Ilustrasi peringatan hari pendidikan nasional di Y.A.I.
Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.


Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Pernah Jadi Jurnalis

9 hari lalu

Calon peserta didik melintas di depan mural Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara di Posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 70 Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020. Hari ini merupakan hari terakhir PPDB di DKI Jakarta. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Pernah Jadi Jurnalis

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

9 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


10 Twibbon Hari Pendidikan Nasional dan Cara Mendownloadnya

10 hari lalu

Ilustrasi anak SD. Tempo/Budi Yanto
10 Twibbon Hari Pendidikan Nasional dan Cara Mendownloadnya

Hardiknas 2024 mengusung tema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". Berikut 10 Twibbonize Hari Pendidikan Nasional dan cara mendownload.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

10 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

10 hari lalu

Warga membeli seragam sekolah di Pasar Jatinegara, Jakarta, Ahad, 29 Agustus 2021. Permintaan seragam sekolah meningkat menjelang pelaksanaan sekolah tatap muka di Jakarta yang akan dimulai Senin esok, 30 Agustus 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

21 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?