Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Pernah Jadi Jurnalis

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Calon peserta didik melintas di depan mural Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara di Posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 70 Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020. Hari ini merupakan hari terakhir PPDB di DKI Jakarta. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Calon peserta didik melintas di depan mural Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara di Posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 70 Jakarta, Rabu, 8 Juli 2020. Hari ini merupakan hari terakhir PPDB di DKI Jakarta. TEMPO/ Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Penetapan itu bertepatan dengan perayaan hari ulang tahun Bapak Pendidikan Nasional, Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara yang lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. 

Melansir Buku Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan Perjuangannya” oleh Museum Kebangkitan Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ki Hajar Dewantara merupakan keturunan keluarga bangsawan Pakualaman. Dia adalah putra dari Gusti Pangeran Haryo (GPH) Sorjaningrat dan cucu dari Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Pakualam III. 

Sebagai keturunan ningrat, Ki Hajar Dewantara berkesempatan mengenyam pendidikan di sekolah rendah untuk anak-anak Eropa, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Selanjutnya, dia masuk Sekolah Dokter Jawa atau School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen (STOVIA), tetapi tidak tamat karena kondisi kesehatannya yang menurun. 

Setelah itu, dia mulai menggeluti profesi di beberapa surat kabar dan majalah, seperti De Express, Kaoem Moeda, Midden Java, Oetoesan Hindia, Poesara, Sediotomo, dan Tjahaja Timoer. Tulisannya dikenal komunikatif, halus, tetapi keras dan mengena terkait kritik sosial-politik kaum bumiputera kepada penjajah. 

Karena kritikannya, Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda oleh pemerintah Hindia Belanda. Tak sendiri, dia bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo juga turut diasingkan. Ketiga tokoh tersebut kini dikenal sebagai Tiga Serangkai. 

Meskipun berasal dari keluarga priyayi, Ki Hajar Dewantara berkepribadian sangat sederhana dan dekat dengan rakyat. Dia sangat mencintai dunia pendidikan dan budaya Jawa untuk menggapai kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial. 

Kepeduliannya terhadap pendidikan direalisasikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1992 setelah kembali dari Belanda. Perjuangannya terhadap nasionalisme juga dibuktikan melalui penghapusan Undang-Undang Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonantie, 1932) yang membatasi gerak pendidikan Indonesia. 

Berkat kegigihannya tersebut, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1950. Dia juga meraih gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1959 dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sejak 1959. 

Tiga Semboyan Ki Hajar Dewantara

Menurut Tarigan dkk dalam Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar (2022), Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh paling termasyhur dalam sejarah pendidikan Indonesia mewariskan sebuah konsep pendidikan yang memerdekakan. Konsep itu tertuang dalam tiga semboyan berbahasa Jawa, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ing ngarsa sung tulada

Artinya, di depan memberikan contoh. Sebagai pendidik, guru adalah orang yang lebih mengetahui dan berpengalaman. Oleh karena itu, hendaknya mampu memberi teladan yang baik atau menjadi figur bagi siswa. 

Ing madya mangun karsa

Artinya, di tengah memberi semangat. Sebagai pendidik, guru hendaknya mampu membangkitkan minat, hasrat, atau kemauan murid untuk dapat berpikir kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita bangsa yang luhur. 

Tut wuri handayani

Artinya, di belakang memberi arahan atau dorongan. Sebagai pendidik, guru seharusnya menaruh perhatian penuh dan bertanggung jawab berdasarkan cinta dan kasih sayang tanpa pamrih kepada murid. Namun, guru juga harus memberikan kebebasan dan kesempatan yang memungkinkan siswa berkembang atas inisiatifnya sendiri. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

 Pilihan Editor: Hari Kedua UTBK SNBT 2024 di UPN, Peserta Langgar Aturan hingga Salah Lokasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di ITB

1 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di ITB

BCA lewat BCA Berbagi Ilmu berkomitmen untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Pendidikan Berkualitas, serta menyiapkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing untuk menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.


Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

2 hari lalu

Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

Selain peremajaan fasilitas sekolah, Kopi Kenangan mengajak Yayasan 1000 Guru mengadakan kegiatan.


Bupati Sukabumi Minta Semua Pihak Teruskan Pembentukan Karakter Siswa

10 hari lalu

Bupati Sukabumi Minta Semua Pihak Teruskan Pembentukan Karakter Siswa

Pembentukan karakter juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua.


Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

11 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Kado Hari Pendidikan Nasional: UKT Naik di Berbagai Kampus Negeri

UKT naik di berbagai kampus, buah dari penerapan Keputusan Mendikbudristek


Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

13 hari lalu

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) menyapa tenaga pendidik di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, 11 Februari 2021. Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?


Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

13 hari lalu

Mendikbudristek Nadiem Makarim bersama istri Franka Franklin Makarim dalam puncak perayaan Hari Pendidikan Nasional 2024 di Indonesia Arena, Kawasan GBK Senayan Jakarta pada Jumat, 3 Mei 2024. Dok. Youtube Kemendikbud RI.
Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.


Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

13 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim saat menghadiri agenda perilisan Peraturan Mendikbudristek tentang Kurikulum pada Jenjang PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, di Gedung Kemdikbud, Jakarta Selatan, pada Rabu, 27 Maret 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.


Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

13 hari lalu

Suasana 8000 peserta yang terdiri dari siswa semua jenjang, mahasiswa, guru, dan dosen dalam Puncak Perayaan Hardiknas 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek di Indonesia Arena, Kawasan GBK Senayan Jakarta pada Jumat, 3 Mei 2024. TEMPO/Intan Setiawanty.
Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.


Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

13 hari lalu

Siswa menerbangkan balon yang berisi harapan di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis 2 Mei 2024. Kegiatan tersebut dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 dengan tema Lanjutkan Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

Mulai dari evaluasi Merdeka Belajar 26 episode hingga menagih janji Prabowo-Gibran, ini desakan dari P2G dalam Hardiknas 2024.


Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

14 hari lalu

Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa 2 Mei 2023. Peringatan Hardiknas 2023 tersebut bertema
Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.