Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejumlah Larangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk Anak Muda: Musik Ngak Ngik Ngok, Celana Ketat, Rambut Gondrong

image-gnews
Koes Bersaudara. YouTube
Koes Bersaudara. YouTube
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBudaya hidup barat pada era pemerintahan Presiden Sukarno atau orde lama mendapatkan kecaman dari pemerintah kala itu. Bahkan, pemerintah melakukan razia dan pemenjaraan bagi siapa yang mengadopsi gaya hidup kebarat-baratan, termasuk Koes Plus.

Sebab, pemerintah saat itu ingin menumbuhkan rasa nasionalis yang kuat dalam diri setiap rakyat Indonesia. Adapun, pelarangan hidup ala barat yang terjadi kala itu sebagai berikut, yaitu:

Musik Ngik Ngak Ngok

Berdasarkan e-Journal Pendidikan Sejarah dalam core.ac.uk, musik ngak ngik ngok adalah istilah Sukarno untuk menyebut musik barat yang dianggap merusak kepribadian bangsa. Musik barat ini adalah jenis musik rock and roll yang berkiblat kepada The Beatles. Aliran musik ini dinilai kontra-revolusioner oleh Soekarno dan pendukungnya, yaitu PKI dan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Soekarno menilai aliran musik ini hanya melemahkan semangat dan sikap nasionalis pemuda Indonesia.

Pemerintahan Sukarno memberikan peringatan keras kepada para penyanyi dan band yang memainkan musik ngak ngik ngok. Salah satunya Koes Bersaudara (yeng kemudian bernama Koes Plus) yang para anggotanya dipenjara sejak 1 Juli 1965 karena selalu membawakan lagu-lagu The Beatles. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada-ada, mereka dianggap memainkan musik yang cenderung imperialisme pro-barat anti-nasionalis. Lalu, satu hari sebelum G30S PKI, pada 29 September 1965, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas

Rambut Gondrong

Pada awal 1970-an, demam hippies melanda dunia, termasuk Indonesia yang mengadopsi gaya salah satu anggota The Beatles, John Lennon dan istrinya, Yoko Ono. 

“Namun, gaya ini dikritik pemerintah sebagai kebarat-baratan,” ungkap Remy Sylado dalam percakapan dengan Tempo, seperti dikutip majalah Tempo Edisi Khusus Malari pada 13 Januari 2014.

Saat itu, pemerintah Orde Baru melarang warga berambut gondrong. Pada 1971, TVRI mencekal para seniman berambut gondrong. Lalu, satu tahun kemudian, Jenderal Soemitro memberlakukan larangan gondrong secara tertulis.

Larangan ini semakin menguat ketika Soeharto mengirimkan radiogram agar anggota ABRI dan karyawan sipil yang bekerja di lingkungan militer serta keluarganya tidak berambut gondrong. Publik pun melakukan protes terhadap pemerintah yang memuncak pada 15 Januari 1974 membuat berjatuhan korban jiwa dan harta benda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cekal rambut gondrong kian menghebat ketika pada 15 Januari 1972 Jenderal Soemitro memberlakukan larangan gondrong secara tertulis. Saat itu muncul pula berita penangkapan anggota geng motor berambut gondrong.

Celana Ketat

Pada era orde baru, aparat keamanan dari polisi sampai serdadu turut memperhatikan dandanan anak muda, termasuk celana jin ketat. Jika tidak sesuai aturan, akan ditegur dan diperlakukan kasar. Saat memeriksa keketatan celana, aparat polisi dan ABRI akan meminta para anak muda untuk melepas celananya.

Kemudian, memasukkan botol untuk mengukur keketatan celana jin tersebut. Jika pipa celana itu tidak muat, tentara atau polisi yang merazia akan memotong celana si anak muda sampai selutut. Bahkan, tanpa segan mereka merusak dengan merobek bagian bawah celana tersebut.

Semua larangan yang dilakukan pemerintah Orde Lama dan Orde Baru, mulai dari musik ngik ngak ngok Koes Plus, rambut gondrong, dan celana ketat membataskan kebebasan anak muda dalam mengekspresikan dirinya. Saat ini, kebijakan tersebut sudah dihapuskan, tetapi semangat nasionalisme para pemuda tidak luntur.

Seperti dilansir majalah Tempo tahun itu, di Bandung razia antigondrong dibalas para mahasiswa dengan merazia orang gendut. Menurut Hariman Siregar, aktivis mahasiswa Universitas Indonesia, balasan razia itu dilakukan untuk menyindir Jenderal Soemitro, yang bertubuh tambun. “Reaksi mahasiswa Bandung paling keras,” ujar Hariman.

RACHEL FARAHDIBA R | SDA  I TIM TEMPO.CO

Pilihan Editor: Koes Bersaudara Dibebaskan dari Penjara Glodok Sehari Sebelum G30S Tanpa Alasan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

1 jam lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.


54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

3 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah), bersama Ketua DPP Puan Maharani (kiri), Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi Prananda Prabowo (kanan) yang juga anak-anaknya berpegangan tangan saat berfoto bersama dalam penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2023. Rakernas III PDI Perjuangan itu menghasilkan 17 poin rekomendasi eksternal seperti visi-misi Capres-Cawapres dari PDIP, dan memerintahkan seluruh kader Partai menangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. TEMPO/M taufan Rengganis
54 Tahun Prananda Prabowo, Profil Putra Megawati dan Perannya di PDIP

Prananda Prabowo putra Megawati Soekarnoputri, organisatoris PDIP yang pernah dipuji Jokowi, genap berusia 54 tahun pada 23 April 2024.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

5 hari lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

7 hari lalu

Pendukung Prabowo-Gibran dan para pendukung Anies-Muhaimin terlibat bentrokan saat menggelar aksi di area Patung Kuda, Jakarta, 19 April 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.


49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

8 hari lalu

Presiden Soeharto bersama istri Ny. Tien Soeharto saat mengunjungi Museum Pengamon di Berlin, Jerman, 1991. Dok.TEMPO.
49 Tahun TMII Gagasan Tien Soeharto, Pembangunannya Tuai Pro-kontra

Tie Soeharto menggagas dibangunnya TMII sebagai proyek mercusuar pemerintahan Soeharto. Proses pembangunannya menuai pro dan kontra.


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

8 hari lalu

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

18 hari lalu

Suasana antrean warga di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Antrean warga untuk menghadiri acara open house Idul Fitri sempat ricuh lantaran sejumlah warga memaksa masuk ke dalam Istana Negara. TEMPO/Yohanes Maharso
Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

26 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.