Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

image-gnews
Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia
Jenderal Ahmad Yani. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 1965, kemiliteran Indonesia diusulkan menambah satu matra lagi, Angkatan Kelima. Pengusulnya adalah Partai Komunis Indonesia disingkat PKI.

Angkatan ini anggotanya terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai. Padahal saat itu Indonesia telah memiliki empat angkatan TNI, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, serta Kepolisian.

Berikut fakta-fakta wacana Angkatan Kelima yang memanaskan suhu politik 1965.

1. Diusulkan PKI

Usulan pembentukan Angkatan Kelima digagas oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI. Sebagaimana disebutkan dalam Surat kabar Warta Bhakti pada 14 Januari 1965 dalam artikel “PKI usulkan 15 djuta massa tani dan buruh dipersendjatai”.

PKI melalui DN Aidit yang kala itu menjadi Ketua Comite Central PKI menyampaikan gagasan itu kepada Presiden Sukarno.

PKI, di mana basis anggotanya merupakan buruh dan tani, mengusulkan pembentukan Angkatan Kelima karena merasa negara membutuhkan banyak relawan. Pasalnya, saat itu situasi politik sedang bergejolak dengan memanasnya konflik di Irian Barat dan Ganyang Malaysia serta seruan revolusioner Sukarno.

2. Tujuan pembentukan Angkatan Kelima versi Sukarno

Subandrio dalam buku Kesaksianku Tentang G30S menyebutkan bahwa tujuan versi Bung Karno, julukan Sukarno berbeda. Bung Karno ingin membentuk Angkatan Kelima ialah untuk menampung bantuan senjata dari Cina. Hal ini karena empat angkatan lain sudah mencukupi persenjataannya. Dengan demikian, bantuan senjata gratis dari Cina bisa dimanfaatkan secara maksimal.

3. Diwacanakan sebagai pasukan istimewa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat itu Bung Karno belum bisa merincikan secara jelas bagaimana bentuk dari Angkatan Kelima ini. Dirinya hanya menyatakan bahwa Angkatan Kelima akan berbeda jauh dari Angkatan yang sudah ada. Dengan kata lain, Angkatan ini menjadi pasukan istimewa yang berdiri sendiri tanpa terkait dengan angkatan lain.

4. Ditentang Letjen Ahmad Yani

Rencana pembentukan Angkatan Kelima ditentang oleh Letnan Jenderal Ahmad Yani yang kala itu memimpin TNI AD bersama jenderal lainnya. Penentangan itu lantaran angkatan tersebut diwacanakan mirip dengan TNI. Bung Karno lalu memanggil Ahmad Yani selaku Panglima Angkatan Darat (kini setingkat KSAD) perihal persetujuan Angkatan Kelima yang dijadwalkan pada 1 Oktober 1965.

Setelah melihat undangan tersebut, Ahmad Yani semakin optimis bahwa dirinya mungkin akan dicopot dari jabatannya, lantaran penentangannya terhadap pembentukan Angkatan Kelima. Namun, Ahmad Yani tak sempat menghadiri pemanggilan oleh Sukarno itu. Dini hari, pada 1 Oktober 1965, dia tewas dibunuh oleh Gerakan 30 September atau G30S.

5. Penolakan Ahmad Yani diduga jadi sebab dia dibunuh dalam tragedi G30S

Dalam suatu kesempatan Ahmad Yani menyatakan pembentukan angkatan tersebut tak efisien. Apalagi pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil atau Hansip kala itu. Ahmad Yani juga pernah menyebutkan bukan tidak mungkin Angkatan Kelima berbahaya bagi TNI AD itu sendiri.

Ucapannya itu cepat menyebar luas ke masyarakat. Entah mengapa, saat tragedi G30S, Ahmad Yani terbunuh beberapa jam sebelum ia bertemu Presiden Sukarno. Jika diperkirakan Ahmad Yani dibunuh sekitar pukul 04.00, berarti empat jam kemudian mestinya ia menghadap Presiden Sukarno .

Sejak saat itu, rencana pembentukan Angkatan Kelima yang idenya dari PKI pun tak pernah terwujud. Jika ada Angkatan Kelima pun, maka mestinya yang dipersenjatai adalah sukarelawan Dwikora yang hendak terjun dalam konfrontasi dengan Malaysia.

HENDRIK KHOIRUL MUHID | FATHUR RACHMAN | RAHMAT AMIN SIREGAR
Pilihan editor: Mengingat Tan Malaka, Pahlawan yang Terlupakan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

1 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
67 Tahun Lalu Bung Hatta dan Sukarno Pecah Kongsi, Begini Isi Surat Pengunduran Diri sebagai Wapres

Bung Hatta mengundurkan diri sebagai wapres. Ini bunyi surat pengunduran dirinya, 67 tahun lalu, sebagai bukti pecah kongsi dengan Sukarno.


52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) 2023 di Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023. Rakernas Korpri ini bertepatan dengan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) ASN menjadi undang-undang (UU) di rapat paripurna DPR yang digelar hari ini. Adapun Rakernas Korpri ini mengambil tema
52 Tahun Korpri, Terbentuknya Korps Pegawai Republik Indonesia dan 5 Janji yang Harus Ditaati

Korpri atau Korps Pegawai Republik Indonesia berusia 52 tahun. Berikut isi 5 janji yang harus dipatuhi anggota Korpri di seluruh Indonesia.


Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

5 hari lalu

Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Japto Soelistyo Soerjosoemarno memberikan keterangan pers usai peresmian gedung baru Pemuda Pancasila di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 1 Oktober 2022. Tempo/Mutia Yuantisya
Deklarasikan Dukung Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Ini Profil Organisasi Pemuda Pancasila

Pemuda Pancasila deklarasikan dukungan ke pasangan nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024. Ini profil ormas itu.


Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

21 hari lalu

Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Kematian Tragis Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur Pertama Dicegat dan Dibunuh Gerombolan PKI di Hutan Sonde Ngawi

Gubernur Suryo, Gubernur Jawa Timur pertama yang kisah kematiannya tragis. Dicegat dan dibunuh gerombolan PKI di Hutan Sonde, Ngawi.


Kini Ada Shuttle Bus dari Bandara Ahmad Yani Semarang, Rutenya Bisa Langsung ke Solo

31 hari lalu

Ilustrasi shuttle DayTrans Bandara Semarang-Solo. DayTrans
Kini Ada Shuttle Bus dari Bandara Ahmad Yani Semarang, Rutenya Bisa Langsung ke Solo

Kini telah diluncurkan layanan shuttle bus dari Bandara Ahmad Yani Semarang langsung menuju Kota Solo maupun sebaliknya yang dioperasikan Daytrans.


Kisah KS Tubun di Malam G30S, Satu-satunya Polisi Pahlawan Revolusi

49 hari lalu

Pahlawan Revolusi, KS Tubun. Istimewa
Kisah KS Tubun di Malam G30S, Satu-satunya Polisi Pahlawan Revolusi

Kisah KS TUbun asal Tual, Maluku Tenggara korban G30S. Ia satu-satunya polisi menjadi Pahlawan Revolusi. Jangan hanya kenali namanya dari nama jalan.


Setelah Rencana G30S Ambyar, Letkol Untung Melarikan Diri ke Tegal Sempat Digebuk Massa Dikira Copet

52 hari lalu

Penangkapan Letkol Untung. youtube.com
Setelah Rencana G30S Ambyar, Letkol Untung Melarikan Diri ke Tegal Sempat Digebuk Massa Dikira Copet

Hari ini, 58 tahun lalu usai G30S Letkol Untung, pemimpin pasukan Tjakrabirawa melarikan diri ke Tegal. Sempat diamuk massa dikira copet.


Mahmilub, Pengadilan Militer yang Vonis Hukuman Mati Letkol Untung Pasca G30S

53 hari lalu

Penangkapan Letkol Untung. youtube.com
Mahmilub, Pengadilan Militer yang Vonis Hukuman Mati Letkol Untung Pasca G30S

Apakah itu Mahkamah Militer Luar Biasa atau Mahmilub, yang berikan vonis hukuman mati Letkol Untung berkaitan peristiwa G30S?


Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

53 hari lalu

Penangkapan DN Aidit. wikipedia.org
Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

Usai G30S yang gagal total, kemudian peristiwa tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung.


Pemulihan Pelanggaran HAM Berat Berdasarkan Keppres Nomor 17 Tahun 2022, Siapa Berhak Terima Bantuan?

54 hari lalu

Patung 7 pahlawan di Monumen Lubang Buaya. Shutterstock
Pemulihan Pelanggaran HAM Berat Berdasarkan Keppres Nomor 17 Tahun 2022, Siapa Berhak Terima Bantuan?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2022. Siapa saja yang berhak dapat bantuan dari pemerintah?