TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperingatkan perusahaan tambang harus memperbaiki lahan yang mereka gunakan untuk menambang. Ia menyatakan akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.
“Saya ingatkan kalo di sini ada perusahaan tambang yang hadir, setelah menambang harus diperbaiki lahan itu. Setuju?” kata Jokowi dalam pidatonya di acara Festival Like 2023 yang digelar di Senayan, Jakarta Selatan pada Senin, 18 Juli 2023.
Dalam pernyataannya, Jokowi tidak mengelaborasi lebih jauh pihak perusahaan tambang mana yang dia maksud. Ia tak memberikan keterangan pers setelah kegiatan.
Jokowi hanya menyebut saat ini sudah ada peraturan baru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa setiap perusahaan tambang harus memiliki pusat persemaian. Itu memungkinkan perusahaan dapat langsung menanam, supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan semakin parah.
Saat menyampaikan pidato yang sama, presiden menyoroti tren dunia sedang bertransisi menuju kepada ekonomi hijau. Semua negara mengarahkan fokusnya pada ekonomi hijau sebab takut terhadap perubahan iklim.
Kecenderungan yang dia maksud seperti daur ulang sampah, produksi produk-produk industri hijau, kendaraan listrik dimulai. Jokowi juga melihat banyak negara sudah menggunakan biodiesel dan bioetanol.
“Kita juga tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membangun industri baterai kendaraan listrik. Karena kita punya bahan bakunya di sini. Nikel kita punya, kobalt kita punya, mangan kita punya,” kata Jokowi.
Selain soal transisi energi, di Senayan, Jokowi menyinggung soal perubahan iklim yang berdampak pada persediaan pangan.
Ia juga memberi perhatian pada keadaan polusi di Jakarta yang disorot karena tengah memburuk, dengan mengingatkan soal perubahan iklim yang tengah terjadi di dunia.
Pilihan Editor: 115 Hektare Kebakaran Hutan dan Lahan di Lumajang Berhasil Dilokalisir