TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan akan membentuk Koalisi Orang Kecil. Koalisi ini disebut Said untuk melawan kekuatan demokrasi terpimpin di bawah koalisi besar atau Koalisi Kebangsaan. Menurut Said koalisi besar membahayakan demokrasi.
"Partai Buruh membentuk koalisi orang kecil karena koalisi besar itu membahayakan demokrasi Indonesia," kata Said Iqbal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 19 April 2023.
Menurut dia untuk mewujudkan Koalisi Orang Kecil, Partai Buruh mengajak partai politik non-koalisi. Diantaranya ada Perindo, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Gelora dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Semua ini akan diajak partai buruh untuk membentuk koalisi kecil," ujar Said.
Koalisi Orang Kecil, menurut Said, juga menggaet kelompok sipil, mulai dari serikat pekerja, akademisi dan mahasiswa. Said mengisahkan upaya Indonesia keluar dari sistem demokrasi terpimpin pada 1998.
"Capek-capek mahasiswa, aktivis, jurnalis kita bersatu untuk perubahan 98 untuk demokrasi yang bersih, demokrasi yang sehat bukan lagi demokrasi yang terpimpin," ujar Said.
Said menuturkan sistem demokrasi terpimpin membuat seolah-olah hanya mereka yang bisa mengatur negara. "Yang lain bisa disingkirkan karena mereka sudah besar," ujarnya
Said Iqbal menilai syarat demokrasi terpimpin adalah parliamentary threshold 4 persen. Simulasi perhitungan suara Partai Buruh dengan total capaian 30 kursi bahkan 40 kursi tetap tak mencapai kisaran 6 juta suara nasional. Maka semuanya hangus begitu saja. Sehingga Said melihat ujung dari semua ini hanya memunculkan dua capres.
Said mengatakan Koalisi Orang Kecil dideklarasikan pada 1 Mei bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional. Ia mengklaim deklarasi akan diikuti sebanyak 50.000 sampai 150.000 orang di Istora Senayan Jakarta.
"Kita akan melakukan pertemuan-pertemuan," kata Said.