Pada 2020, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga pernah menegaskan Indonesia tidak berencana untuk melakukan hubungan diplomatik dengan Israel. Pernyataan itu dilontarkannya menanggapi sejumlah pemberitaan yang mengatakan bahwa Indonesia akan segera menormalisasi hubungan dengan negara itu. Menurutnya, hal tersebut tidak akan pernah terjadi, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
“Sebagai tindak lanjut arahan Bapak Presiden kepada Menteri Luar Negeri, saya sampaikan hingga saat ini tidak ada niat Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Retno dalam taklimat pers dari Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020 silam.
Selain tidak adanya rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, Retno juga kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. “Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara (two-state solution) dan parameter internasional lain yang telah disepakati, secara konsisten akan tetap dijalankan,” ujar dia.
Sementara itu, menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana, Amerika Serikat atau AS sempat berupaya menggoyahkan konsistensi keogahan Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hikmahanto mengatakan Presiden AS kala itu, Donald Trump menjanjikan investasi Rp28 triliun ke Indonesia jika Indonesia bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020.
“Tentu tawaran seperti itu sangat menggiurkan bagi Indonesia di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid 19,” kata Hikmahanto.
Namun, lanjut Hikmahanto, Indonesia tak akan mungkin menerima tawaran tersebut bila imbalannya adalah membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Menurutnya, ada tiga alasan Indonesia tak akan menjalin hubungan diplomatik dengan negara yang masih menjajah Palestina itu. “Ada tiga alasan besar untuk ini,” kata Hikmahanto pada Jumat, 25 Desember 2020 silam, seperti dikutip Antara.
Pertama, kata dia, selama dalam pembukaan konstitusi Indonesia masih tertera kalimat “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”, maka sebelum Palestina merdeka tidak mungkin bagi Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Kedua, masyarakat Indonesia masih bersimpati dan memiliki solidaritas tinggi terhadap Palestina yang ditindas Israel, baik karena alasan solidaritas agama maupun perikemanusiaan.
Ketiga, ia mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka. Bagi Israel, lanjut Hikmahanto, pengakuan Indonesia atas negara Israel penting karena Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di luar Timur Tengah.
“Belum lagi Israel dapat mengklaim ke masyarakat internasional bahwa negara yang anti terhadap penjajahan mau mengakui Israel sebagai negara dan menjalin hubungan diplomatik,” ujar dia.
Pilihan Editor: Selain Israel, Indonesia Tak Punya Hubungan Diplomatik dengan Negara Mana Saja?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.