TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) 2024 harus menempuh perjalanan panjang dan berliku. PKS mengungkap pernah diancam dan dilobi agar tak mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Namun perjalanan panjang itu usai setelah PKS resmi mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024 di Kantor DPP PKS Jakarta, Kamis, 23 Februari 2023.
Kini PKS melangkah ke babak berikutnya, yaitu bagaimana cara memenangkan Anies saat Pilpres 2024 mendatang. PKS membeberkan 4 strategi yang harus dijalankan kader PKS untuk memenangkan Anies dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam dialog kebangsaan dengan tema “PKS Menang, Anies Presiden” di Hotel Aston Purwokerto, Sabtu 4 Maret 2023, seperti dikutip Tempo dari laman resmi PKS, Senin, 6 Maret 2023.
Adapun empat strategi politik yang disampaikan Ahmad, yaitu politik kebangsaan, pemberdayaan, silaturahmi dan spiritual. Ahmad menyebut, dialog kebangsaan merupakan sebuah upaya membangun kebersamaan untuk memahami situasi kebangsaan sekarang ini dan berlanjut dengan menata hari esok yang lebih baik.
“Kita sangat bangga dengan tokoh-tokoh pendahulu, kalau di sini salah satunya adalah Jenderal Soedirman, dimana di tengah sakitnya, beliau tetap memimpin pasukan untuk berjuang meraih kemerdekaan. Sosok seperti ini harusnya muncul di berbagai sisi kehidupan kita saat ini, hal ini lah yang mampu membangkitkan semangat berjuang di berbagai lini kehidupan, itulah politik kebangsaan,” jelas Ahmad di hadapan ratusan kader PKS serta relawan Anies Baswedan.
Menurut Ahmad, yang tidak kalah pentingnya adalah politik pemberdayaan, dimana kader PKS harus peka dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Untuk bisa memberi, kata Ahmad, maka sebelumnya harus memiliki terlebih dahulu.
Selanjutnya, Ahmad menekankan politik silaturahmi. Setelah menjadi bacaleg, kata Ahmad, semua harus giat jalin tali silaturahmi dengan berbagai kalangan. Komunikasi langsung bertatap muka dengan masyarakat akan memberikan kesan lebih mendalam. Dan terakhir adalah politik spiritual, dimana segala usaha harus diiringi dengan doa.
“Kita belajar dari Pilkada DKI, dimana saat diusung menjadi calon gubernur, elektabilitas Anies masih paling buncit. Namun, dengan semangat tinggi, kita mampu membawa kemenangan hingga 57 persen. Jika dalam Pilpres nanti kita ingin menang, maka minimal harus mampu meriah suara sama, yaitu 57 persen atau untuk lebih aman harus meraih minimal 60 persen,” ujarnya.
Selanjutnya: Ancaman dan lobi agar tak dukung Anies Baswedan