Yanto pun menawarkan agar mobil itu dijual ke pihak lain. Pada akhir Februari 2020, Yanto kembali menghubunginya dengan menyatakan ada pihak yang mau membeli mobil itu seharga Rp 12 miliar. Tony menyetujui harga itu dan meminta Down Payment (DP) sebesar Rp 2 miliar.
Yanto berkilah pembelinya baru akan memberikan DP pada 9 Maret 2020. Tony pun mengalah. Sehari sebelum pembayaran DP, Tony kembali menghubungi Yanto. Dia mengingatkan agar uang itu segera ditransfer pada pagi hari.
Pada keesokan harinya, Tony pun mengecek rekeningnya dan tak melihat ada uang masuk dari Yanto. Dia pun kembali menghubungi Yanto dan menanyakan uang DP tersebut.
“Dia bilang belum terima uangnya. Saya WA (Whatsapp) itu sekitar jam 10.00 WIB, saya bilang ke dia, saya kasih waktu satu jam kalau tidak transaksi batal,” kata Tony.
Bukannya mentransfer uang Tony, Yanto justru menagih uang pembayaran mobil lainnya senilai Rp 880 juta. Tony pun emosi. Dia meminta Yanto untuk memotong Rp 888 juta itu dari penjualan mobil McLaren Senna senilai Rp 12 miliar tersebut. Yanto tak terima dengan penawaran Tony dan berkeras meminta pembayaran Rp 880 juta.
“Saya bilang ke dia, ‘Ini kan mobil juga masih di tangan elu.’,” kata Tony menirukan ucapannya kepada Yanto.
Kesal karena terus didesak untuk membayar sejumlah uang, Tony membatalkan niat untuk menjual mobil tersebut. Yanto lantas mentransfer uang DP tersebut ke Tony pada sore hari. Merasa telah membatalkan penjualan itu, Tony kemudian mengembalikan uang Rp 2 miliar itu keesokan harinya.
“Jam 8 pagi saya transfer kembali,” kata Tony.
Tony pun sempat menanyakan perihal pemindahan mobil McLaren tersebut kepada Yanto pada Maret 2020. Tony mengaku mendapat informasi bahwa mobil tersebut sudah tak lagi berada di gudang awal. Yanto tak menyanggupi permintaan Tony dengan alasan aki mobil tersebut soak.
“Jadi mobilnya belum jadi dijual, dia sudah pindahin ke gudang lain,” kata Tony.
Akibat pembatalan kesepakatan itu, Tony mengaku sempat dilaporkan Yanto ke Polda Metro Jaya. Melalui seorang perantara, Tony mengaku dipaksa berdamai dengan Yanto dengan ancaman akan dipidanakan. Takut masuk penjara, Tony pun terpaksa menandatangani perjanjian perdamaian pada Mei 2020.
Selanjutnya, Tony mendapat kabar mobil yang dia beli telah terdaftar di Inggris