TEMPO.CO, Bandar Lampung- Ketua DPR Puan Maharani mengatakan peristiwa operasi tangkap tangan terhadap Rektor Universitas Lampung (Unila) nonaktif, Prof Karomani, oleh KPK akan ditindaklanjuti Komisi X DPR. "Mengenai adanya kasus suap yang menimpa Rektor Unila, nanti akan meminta Komisi X untuk menindaklanjuti hal tersebut secara langsung," ujar Puan Maharani di Bandarlampung, Rabu malam, 24 Agustus 2022.
Puan meminta praktik suap penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri di Unila tidak terulang. "Saya akan minta Kemendikbudristek dan Komisi X DPR RI untuk menindaklanjuti kasus Unila. Saya berharap hal ini tidak terulang lagi karena pendidikan ini penting untuk bangsa dan negara," kata Puan.
Puan mengimbau seluruh perguruan tinggi agar lebih terbuka dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru dari berbagai jalur yang diterapkan. "Benar-benar jangan sampai terulang, saya harapkan semua perguruan tinggi dalam menerapkan sistem masuk mahasiswa baru dilakukan terbuka, transparan, sesuai aturan, dan benar," tutur Puan.
Menurut Puan peristiwa OTT Rektor Unila yang menodai citra perguruan tersebut dapat menjadi pelajaran semua pihak. KPK menangkap Rektor dan tujuh pejabat Unila di Bandung, Jawa Barat dan Lampung. KPK langsung menetapkan Karomani sebagai tersangka. Wakil Rektor I Bidang Akademik Unila Heryandi, dan Ketua Senat Unila Muhammad Basri pun menyusul sebagai tersangka. Adapun pemberi suap adalah pihak swasta bernama Andi Desfiandi.
KPK menyita barang bukti berupa dokumen penerimaan mahasiswa baru dari penggeledahan Gedung Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila. KPK juga telah menyita uang tunai dalam kantong plastik dan tas ransel usai menggeledah rumah mewah Karomani di Kelurahan Rajabasa Jaya, Bandarlampung pada Rabu siang.
Lurah Rajabasa Jaya, Kota Bandarlampung, Sumarno, yang ikut menyaksikan penggeledahan, mengatakan bahwa KPK menyita uang tunai dalam plastik dan tas ransel. Selain uang tunai, KPK juga menyita sejumlah barang, seperti kuitansi, sertifikat, satu unit laptop, dan flash disc milik Karomani. "Untuk jumlah nominal uangnya, saya tidak tahu berapa; tapi dalam pecahan lima puluh ribuan dan seratus ribuan," tutur Sumarno.
Menurut Sumarno Rektor Unila Karomani belum lama menempati rumah mewah di Kelurahan Rajabasa Jaya itu. "Yang bersangkutan baru bulan lalu mengadakan acara syukuran untuk rumahnya, jadi belum lama," tambahnya.
Baca Juga: Rektor Unila Kutip Rp 350 Juta ke Orang Tua yang Ingin Anaknya Dibantu Lolos Seleksi