Perjuangan yang Tjokroaminoto kerahkan untuk Indonesia adalah, Mengecam pengambilan tanah untuk dijadikan perkebunan milik orang-orang Eropa.
Mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung, Sumatera Selatan. Menuntut supaya kedudukan dokter-dokter pribumi disamakan dengan dokter-dokter Belanda.
Akhir hidupnya pada 1934, kondisi kesehatan Tjokroaminoto mulai menurun. Ia jatuh sakit setelah mengikuti Kongres SI di Banjarmasin. Tjokroaminoto meninggal pada 17 Desember 1934. Tubuhnya disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta.
Perumus Sosialisme-Islam
Dari sekian banyak artikel yang pernah ditulis Tjokroaminoto, ada dua judul yang paling mencuri perhatian, yakni “Apakah Sosialisme Itu" dan “Sosialisme Berdasar Islam." Dua tulisan ini dimuat di surat kabar resmi SI, Oetoesan Hindia, yang terbit perdana pada 1 Januari 1913. Selanjutnya, pada November 1924, Tjokroaminoto menerbitkan buku dari hasil pemikirannya dengan judul Islam dan Sosialisme.
Tjokroaminoto tidak pernah alergi dengan sosialisme yang memang sedang bersemi di Indonesia pada awal dekade ke-2 abad ke-20 itu. Ia bahkan dengan serius mempelajari sosialisme, kendati turunan dari paham inilah yang akhirnya membelah organ dalam SI dan melahirkan wadah baru yang nantinya memakai nama Partai Komunis Indonesia (PKI).
Bagi Tjokroaminoto, Islam dan sosialisme bukanlah dua kutub yang berseberangan dan menjadi pertentangan. Justru sebaliknya, keduanya bisa saling melengkapi dan menghasilkan perpaduan yang sangat apik. Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh muslim pertama di Indonesia yang menggagas perpaduan Islam dan sosialisme untuk pertama kalinya.
Tjokroaminoto memaknai sosialisme
Tjokroaminoto memaknai sosialisme sebagai hubungan pertemanan atau persahabatan yang erat. Sosialisme berprinsip satu untuk semua dan semua untuk satu serta saling bertanggungjawab antar-sesama, atau dalam bahasa Tjokroaminoto. “Cara hidup yang hendak mempertunjukkan kepada kita bahwa kita adalah yang memikul tanggung jawab atas perbuatan kita satu sama lain." Tulis Tjokroaminoto, dalam bukunya Islam dan Sosialisme.
Prinsip sosialisme seperti yang dipaparkan Tjokroaminoto itu sulit diterapkan dengan baik jika tidak dilandasi dengan dasar agama. Bahkan, sosialisme justru bisa menyesatkan dan membawa kerusakan kepada manusia. Di sinilah Tjokroaminoto meramu perpaduan antara prinsip-prinsip sosialisme dengan ajaran Islam.
Sosialisme hanyalah bisa menjadi sempurna bila tiap-tiap manusia...