Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepak Terjang HOS Tjokroaminoto Dirikan Sarekat Islam Lalu Menjadi Tokoh Kemerdekaan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
HOS Tjokroaminoto. Wikipedia
HOS Tjokroaminoto. Wikipedia
Iklan

Pada 1902, Tjokroaminoto lulus dari Opleiding Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) atau sekolah pegawai negeri adat di Magelang.  Setelah lulus, ia bekerja sebagai salah satu pegawai negeri di Ngawi selama tiga tahun, 1902 sampai 1905.  Lalu, pada 1906, Tjokroaminoto berpindah ke Surabaya, di sanalah ia bertemu dengan Samanhudi, pendiri serta pemimpin Serikat Buruh Islam (SDI).

Di malam hari Tjokroaminoto mengisi waktunya dengan bersekolah di Burgerlijke Avond School (BAS) atau sekolah teknik mesin selama beberapa tahun. 
Selesai di BAS, ia bekerja di pabrik gula pada 1907 sampai 1912. Tjokroaminoto menulis untuk Bintang Soerabaja setiap harinya dan menjadi asisten staf. 

Tulisan yang Tjokroaminoto tuangkan dalam Bintang Soerabaja adalah kritik untuk pemerintah Hindia Belanda.  Surat kabar yang ia tulis pun laris terjual. Hal ini kemudian menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Hindia Belanda sendiri. 

Ia dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah Hindia Belanda karena menulis tentang propaganda di seluruh surat kabar. Sejak saat itu, Tjokroaminoto langsung dikenal sebagai sosok organisasi pergerakan yang berani melawan Hindia Belanda. 

Selain melawan pemerintah Hindia Belanda, Tjokroaminoto juga menjadi salah satu pelopor gerakan serikat buruh di Indonesia. Ia juga turut mencetus ide politik yang kemudian melahirkan berbagai ideologi bangsa Indonesia saat itu. Ia juga mendidik santri di rumahnya sendiri, seperti Semaun, Alimin, Musso, Sukarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka.

Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam

Setelah Tjokroaminoto pun diminta untuk bergabung dalam organisasi Itu, ia diminta untuk mempersiapkan regulasi yang dibutuhkan organisasi dan penanganan manajemen.Tjokroaminoto menyarankan agar kata dagang dihapuskan dalam nama Serikat Dagang Islam, sehingga hanya menjadi Sarekat Islam (SI).

Perubahan nama ini dilakukan agar organisasi Sarekat Islam tidak hanya berfokus pada perekonomian, tetapi juga hal lain, seperti politik. 

Tampak depan Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII No 29, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 28 Januari 2019. Museum ini berbentuk arsitektur khas Jawa dengan dua lantai yakni lantai bawah sebagai tempat tinggal keluarga HOS Tjokroaminoto dan lantai dua yang difungsikan sebagai kamar indekos. ANTARA

Setelah berubah, Tjokroaminoto pun mengetuai Sarekat Islam pada 1912. Panitia pusat pun dibentuk oleh Samanhudi sebagai ketua dan Tjokroaminoto sebagai wakil ketua. 

Untuk kepentingan organisasi, Tjokroaminoto dan petinggi lainnya pergi ke Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg pada 29 Maret 1913.  Tujuan mereka datang ke Idenburg yaitu untuk mengesahkan SI, namun pengesahan tersebut tidak dapat diberikan. Tetapi, Sarekat Islam lokal dapat diberikan status sebagai badan hukum. Sejak saat itu, jumlah anggota SI pun meningkat pesat, menjadi sekitar dua setengah juta. 

Sejak saat itu, Tjokroaminoto pun dikenal sebagai Ksatria Piningit para pribumi karena sudah memberikan sumbangsih kepada orang banyak. 
Salah satu kutipan yang terkenal dari Tjokroaminoto adalah "setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat".  Kutipan tersebut ia berikan kepada murid-muridnya, Semaun, Alimin, Musso, Soekarno, dan Kartosuwiryo. 

Dari kutipan tersebut Tjokroaminoto ingin menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada masanya.  Pesan lain yang juga ia berikan kepada murid-muridnya adalah "Jika anda ingin menjadi pemimpin yang hebat, menulis seperti jurnalis dan berbicaralah seperti orator". Kata-kata tersebut kemudian selalu ditirukan oleh Soekarno saat ia hendak pergi tidur. 

Perjuangan yang Tjokroaminoto kerahkan untuk Indonesia...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mengenang H. Agus Salim, Berikut Profil The Grand Old Man Hubungannya dengan RA Kartini dan Tjokroaminoto

5 November 2023

H. Agus Salim. Wikipedia.com
Mengenang H. Agus Salim, Berikut Profil The Grand Old Man Hubungannya dengan RA Kartini dan Tjokroaminoto

Mengapa H. Agus Salim dijuluki the Grand Old Man? Apa pula hubungannya dengan RA Kartini dan HOS Tjokroaminoto?


Profil Ulama Besar Asal Ponorogo KH Hasan Besari, Kakek HOS Tjokroaminoto Guru Ronggowarsito

23 September 2023

KH Hasan Besari ulama besar Ponorogo. istimewa
Profil Ulama Besar Asal Ponorogo KH Hasan Besari, Kakek HOS Tjokroaminoto Guru Ronggowarsito

KH Hasan Besari dikenal sebagai ulama besar asal Ponorogo pada abad ke-19 yang juga pengasuh Pondok Pesantren Gebang Tinatar.


Mengenang 42 Tahun Buya Hamka Berpulang, Ini Saat Terakhir Ketua MUI dan Penulis Di Bawah Lindungan Ka'bah

25 Juli 2023

Buya Hamka, Jakarta, 1981. Dok.TEMPO/Ed Zoelverdi
Mengenang 42 Tahun Buya Hamka Berpulang, Ini Saat Terakhir Ketua MUI dan Penulis Di Bawah Lindungan Ka'bah

42 tahun lalu, Buya Hamka berpulang. Ini saat-saat terakhir eks Ketua MUI dan penulis Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk.


Ganjar Pranowo Dijadwalkan Kunjungi Rumah Lahir Sukarno dan Rumah Tjokroaminoto di Surabaya

4 Mei 2023

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyapa pendukungnya usai berolahraga di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, 30 April 2023. Bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan itu berolahraga dengan ditemani sejumlah pendukungnya. TEMPO/Desty Luthfiani
Ganjar Pranowo Dijadwalkan Kunjungi Rumah Lahir Sukarno dan Rumah Tjokroaminoto di Surabaya

Kunjungan Ganjar Pranowo ini yang pertama kali di Surabaya sejak ditetapkan sebagai calon presiden oleh Megawati Soekarnoputri.


Liburan Berfaedah, Ini Deretan Museum Gratis di Surabaya

29 Januari 2023

Pengunjung mengamati koleksi yang terdapat di Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII No 29, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 28 Januari 2019. Museum ini berisi foto dan narasi yang menjelaskan sejarah HOS Tjokroaminoto, termasuk beberapa barang dan profil para penghuninya.  ANTARA
Liburan Berfaedah, Ini Deretan Museum Gratis di Surabaya

Liburan bermanfaat dan ramah di kantong di Surabaya bisa kunjungi sejumlah museum berikut ini.


Hari Ini 17 Desember Bapak Bangsa HOS Tjokroaminoto Wafat, Di Mana Makamnya?

17 Desember 2022

HOS Tjokroaminoto. Wikipedia
Hari Ini 17 Desember Bapak Bangsa HOS Tjokroaminoto Wafat, Di Mana Makamnya?

Hari ini 17 Desember, genap 88 tahun HOS Tjokroaminoto pemimpin Sarekat Islam dan bapak Bangsa wafat di usia 52 tahun. Di mana makamnya?


Para Pemeran Pahlawan Nasional: Reza Rahadian, Ario Bayu, Christine Hakim

17 Agustus 2022

Reza Rahadian saat memerankan HOS Tjokroaminoto di lokasi film Bapak Bangsa Tjokroaminoto, di Sleman, Yogyakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.
Para Pemeran Pahlawan Nasional: Reza Rahadian, Ario Bayu, Christine Hakim

Reza Rahadian, Ario Bayu, Christine Hakim memerankan tokoh pahlawan nasional dalam film. bahkan Reza, pernah memerankan beberapa tokoh bangsa.


HUT RI ke-77, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lombok Barat Bikin Diskusi dan Nobar Film Tjokroaminoto

9 Agustus 2022

Reza Rahadian saat memerankan HOS Tjokroaminoto di lokasi film Bapak Bangsa Tjokroaminoto, di Sleman, Yogyakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.
HUT RI ke-77, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lombok Barat Bikin Diskusi dan Nobar Film Tjokroaminoto

Literasi dan nobar film Tjokroaminoto itu untuk memperingati HUT RI ke-77 sekaligus membahas kontribusi Lombok terhadap kemerdekaan Indonesia.


4 Destinasi Wisata Sejarah Gratis Biaya Masuk di Kota Surabaya

26 Juli 2022

Tampak depan Museum HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII No 29, Surabaya, Jawa Timur, Senin, 28 Januari 2019. Museum ini berbentuk arsitektur khas Jawa dengan dua lantai yakni lantai bawah sebagai tempat tinggal keluarga HOS Tjokroaminoto dan lantai dua yang difungsikan sebagai kamar indekos. ANTARA
4 Destinasi Wisata Sejarah Gratis Biaya Masuk di Kota Surabaya

Berbagai destinasi wisata Surabaya memiliki nilai sejarah, dapat Anda kunjungi secara cuma-cuma alias gratis tiket masuk. Mana saja?


Menilik Kisah Cinta Soekarno dan Oetari di Surabaya, Jembatan Peneleh Jadi Saksi

10 Juni 2022

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (sekarang Mensos) bersama dengan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi (sekarang Wali Kota Surabaya) saat meninjau Jembatan Peneleh, Kota Surabaya, pada 2017. (FOTO ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)
Menilik Kisah Cinta Soekarno dan Oetari di Surabaya, Jembatan Peneleh Jadi Saksi

Surabaya menjadi kota yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan Soekarno.