TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Staf Presiden Moeldoko geram dengan aksi penembakan dan pembantaian warga sipil oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Papua. Menurut mantan Panglima TNI itu, tindakan KKB merupakan hal keji, biadab, dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan "KKB memakai kedok perjuangan masyarakat Papua, padahal lebih untuk mendapat keuntungan material kelompoknya," ujar Moeldoko di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Kamis, 21 Juli 2022.
Moeldoko berujar sejak awal 2022 hingga bulan ini, KKB telah melakukan kejahatan sebanyak 18 kali.Tindakan mereka telah memakan korban meinggal sebanyak 22 orang. "Kelompok ini pula pada 2018 melakukan pembunuhan terhadap karyawan BUMN Istaka Karya di Nduga dan pemenggalan terhadap warga sipil di Koroway," kata Moeldoko.
Menurut dia, KKB bertindak ekstrem saat ini karena takut dengan pencapaian pembangunan di Papua. Sebab jika program pembangunan berhasil, kelompok itu khawatir pengaruh mereka di masyarakat hilang. Moeldoko menyatakan pemerintah akan menindak tegas KKB melalui penegakan hukum.
Ia menjamin tindakan tegas hanya ditujukan kepada KKB, bukan masyarakat umum. "Penegasan ini penting jangan sampai muncul persepsi yang keliru terhadap tindakan aparat keamanan yang akan dilakukan," kata Moeldoko.
Sebelumnya pada Sabtu, 16 Juli 2022, kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya menembak warga di Nogolaid, Kabupaten Nduga, Papua. Akibat peristiwa itu, 11 orang meninggal dunia. Adapun 10 nama-nama warga sipil yang meninggal akibat diserang KKB, yaitu Pendeta Elias Serbaye (54tahun), Yulius Watu, (23th ), Habertus Goti (41th), Daenk Maramli (41 ), Taufan Amir (42 th), Johan (26 th), Alex (45th), Yuda Hurusinga, Has Jon, (41), Sirajudi (27), dan Roy Manampiring (42).
Para korban KKB tersebut sempat dievakuasi ke Puskesmas Kenyam untuk mendapatkan perawatan. Setelah dilakukan identifikasi, jenazah korban dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca Juga: KKB Papua Serang 12 Warga Sipil, Polisi: Salah Satu Korbannya Pendeta