Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jadi Jubir Presiden Gus Dur, Yahya Staquf Digaji Rp 2 Juta Plus Kupon Bensin

Reporter

image-gnews
Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Mantan juru bicara (Jubir) Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yahya Cholil Staquf menyapa para undangan usai dilantik menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Staquf mengatakan, saat menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001, ia menerima gaji Rp 2 juta per bulan ditambah kupon pembelian bensin Rp 300 ribu. Menurut Yahya, mula-mula birokrasi Istana sempat kebingungan menentukan besaran gaji dia karena jabatan juru bicara presiden belum dikenal dalam nomenklatur pemerintahan.

Akhirnya, kata Yahya, Istana mengambil keputusan bahwa besaran gaji juru bicara disamakan dengan juru-juru yang lain. “Jadi gaji juru bicara presiden kemudian disamakan dengan juru masak, juru taman, juru rias, juru mudi dan juru-juru lainnya,” kata Yahya dalam acara peluncuran buku berjudul Menghidupkan Gus Dur:  Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf, di Empu Sindok Arts Station, Kebayoran Baru, Jakarta, yang juga diikuti Tempo secara virtual, Ahad siang, 19 Desember 2021.

Peluncuran sekaligus bedah buku yang ditulis A.S. Laksana itu berlangsung cair dan penuh humor. Baik nara sumber maupun penanggap menyampaikan kesan-kesannya tentang Gus Dur dari segi kejenakaan Presiden RI ke-4 itu. Apalagi moderator bedah buku, Abdul Gafar Karim dari Fisipol Universitas Gadjah Mada, secara berseloroh mengancam memotong pernyataan penanggap yang terlalu serius dan tidak lucu.

Kegiatan yang dilaksanakan secara hibrid itu dihadiri antara lain oleh Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Ipang Wahid dan Eros Djarot. Adapun yang hadir daring di antaranya Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar. Muhaimin, yang selama ini dikesankan kurang akur dengan Yenny Wahid, juga turut memberikan kesan-kesannya pada buku Yahya Staquf.

Yahya Staquf sendiri mengaku bertemu Gus Dur secara langsung pada 1987. Menurut dia, ketika itu sedang ada kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU di sebuah hotel di Tebet, Jakarta. Ayah Yahya Staquf, Cholil Bisri, serta pamannya, Mustofa Bisri (Gus Mus), diundang dalam acara itu. Seusai acara, Gus Dur meriung di kamar hotel bersama Cholil Bisri, Gus Mus, Alwi Shihab, dan sejumlah intelektual kampus. “Mereka berdiskusi tentang masalah politik dengan kajian yang sangat intelektual,” ujar Yahya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gus Dur juga menceritakan bahwa dia baru saja membentuk Yayasan Empati, akronim dari Empang Tiga, bersama Alwi Shihab, Nurcholish Madjid, Jalaluddin Rakhmat dan lain-lain, yang oleh Gus Dur disebut sebagai kumpulan orang-orang gila. Di tengah diskusi, kata Yahya, Gus Mus berdiri dan pergi ke kamar mandi. Sebelum pergi, Gus Mus mencopot cincin batu akik yang ia kenakan, lalu ditaruh di atas meja.

Gus Dur, yang tengah berbicara masalah-masalah berat itu, tiba-tiba berhenti. Ia memungut cincin Gus Mus dan diletakkan di ujung jari telunjuk kiri. Kemudian Gus Dur menekuk sikunya di atas meja. Dengan jari-jemari tangan kanan terenggang, ia mengukur mulai pangkal siku hingga ujung jari. “Kata Gus Dur, kalau ukurannya pas, berarti cincin itu jodoh untuk dimiliki,” kata Yahya.

Yahya Staquf mengenang peristiwa itu sebagai salah satu yang, menurutnya, terlucu dari Gus Dur. Sebab, di tengah pembicaraan serius yang sangat intelektual tentang politik, Gus Dur tiba-tiba membahas soal batu akik.

Baca Juga: Buku Gus Dur Banyak Diminati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

17 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

23 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Bedah Buku NU, PNI dan Kekerasan Pemilu 1971 Karya Ken Ward, Soroti Kesamaan Bobroknya Pemilu 1971 dan 2024

24 hari lalu

(Ki-Ka) Dr. Sarah Siregar, peneliti masalah kepolisian dan pemilu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan; Sudirman Said, Co-captain, Tim Nasional Anies-Muhaimin; Prof. Dr. Asvi Warman Adam, peneliti utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Usman Hamid, pengajar dan UPN Veteran Jakarta dan direktur Amnesty Internasional Indonesia; Syafieq Alielha, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam sesi bedah buku NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971 karya Ken Ward (1972) di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 2 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Bedah Buku NU, PNI dan Kekerasan Pemilu 1971 Karya Ken Ward, Soroti Kesamaan Bobroknya Pemilu 1971 dan 2024

Membedah buku karya Ken Ward, bedah buku ini berpesan ternyata Pemilu 2024 sama bobroknya dengan Pemilu 1971.


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

25 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.


Sekjen PBNU Kembali Sentil PKB, Sebut Akui Saja Hasil Pemilu dan Ucapkan Selamat

26 hari lalu

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf. ANTARA/HO-PBNU
Sekjen PBNU Kembali Sentil PKB, Sebut Akui Saja Hasil Pemilu dan Ucapkan Selamat

Sekjen PBNU Saifullah Yusuf menyebut "manuver" yang dilakukan PKB akan sia-sia.


Sekjen PBNU Gus Ipul Imbau PKB Tak Banyak Bermanuver Sikapi Hasil Pilpres

26 hari lalu

Saifullah Yusuf. Dok. TEMPPO//Fully Syafi
Sekjen PBNU Gus Ipul Imbau PKB Tak Banyak Bermanuver Sikapi Hasil Pilpres

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Saifullah Yusuf alias Gus Ipul meminta Partai Kebangkitan Bangsa tak banyak bermanuver.


Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

35 hari lalu

Plt Ketua Umum PPP MUhammad Mardiono saat meluncurkan logo baru yang akan digunakan partainya menyambut Pemilu 2024.  di Jakarta, Kamis (5/1/2023). ANTARA/HO-Humas PPP
Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

46 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ketum PBNU Yahya Staquf Minta Jaringan NU Konsolidasi Menyeluruh saat Ramadan

48 hari lalu

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf saat memberi sambutan pada Kongres XVI GP Ansor di Dermaga Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 2 Februari 2024. Kongres GP Ansor kali ini lebih istimewa karena akan digelar di laut, lebih tepatnya di atas Kapal Pelni KM Kelud. Setelah dibuka selanjutnya Kapal Pelni KM Kelud akan bergerak menempuh perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. TEMPO/Subekti.
Ketum PBNU Yahya Staquf Minta Jaringan NU Konsolidasi Menyeluruh saat Ramadan

PBNU juga menginstruksikan kepada jaringan NU ini untuk mengamalkan sejumlah doa-doa yang diajarkan oleh para kiai NU.


Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

54 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Peran 4 Tokoh Deklarasi Ciganjur: Megawati, Gus Dur, Amien Rais, dan Sultan HB X

Simak peran empat tokoh Deklarasi Ciganjur Megawati, Gus Dur, Amien Rais, Sultan HB X untuk mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berikut 8 pemikirannya.