TEMPO.CO, Surabaya- Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Staquf bakal meluncurkan sekaligus membedah buku berjudul Menghidupkan Gus Dur: Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf, di Empu Sindok Arts Station, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad siang, 19 Desember 2021. Bedah buku yang dituliis oleh A.S. Laksana itu juga menghadirkan pembicara Greg Fealy, M. Najib Azca dan YAS Laksana.
Ketua PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menilai Yahya Staquf identik dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) karena memiliki kemampuan menerjemahkan ide-ide besar Presiden RI ke-4 itu. Kebetulan saat Gus Dur berkuasa pada 20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001, Yahya Staquf ditarik ke Istana sebagai juru bicara.
Selain Yahya Staquf, juru bicara Gus Dur saat itu ialah Wimar Witoelar dan Adhie M. Massardi. “Kalau kita baca buku tersebut, di situ tergambar bagaimana Gus Yahya dengan detail bisa menterjemahkan pemikiran Gus Dur,” kata Gus Ipul dalam pernyataan tertulis, Sabtu, 18 Desember 2021.
Menurut dia Yahya Staquf mampu membawa Gus Dur seakan-akan hidup kembali. Gus Ipul berujar, dari sekian banyak kader Gus Dur, Yahya Staquf merupakan sedikit orang yang mampu menterjemahkan pemikiran-pemikiran Ketua Umum PBNU periode 1984-1999 itu. “Gus Yahya ini seakan Gus Dur muda,” kata Saifullah Yusuf.
Yahya Staquf berencana maju sebagai calon Ketua Umum PBNU pada Mutamar ke-34 di Lampung pada 22-23 Desember 2021 ini. Ia mengklaim didukung mayoritas pengurus wilayah dan cabang di Indonesia dan luar negeri. Yahya juga mengaku telah mengunjungi sebagian besar pengurus wilayah tersebut sejak dua tahun yang lalu.
Adapun Gus Ipul sebagai pendukung Yahya menilai bahwa sudah waktunya ada regenerasi kepemimpinan di PBNU. Menurut dia Yahya Staquf merupakan sosok yang paling cocok memimpin organisasi kemasyarakatan dengan jumlah pengikut terbanyak di Indonesia ini.
Baca Juga: Profil Yahya Staquf, Salah Satu Calon Ketua Umum PBNU