TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) membantah tudingan terlibat dalam penyerangan ke Pos Karamil di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
Juru Bicara Nasional KNPB Pusat Ones Suhuniap pun meminta Kepala Kepolisian Resor Sorong Selatan Ajun Komisaris Besar Choiruddin Wachid segera mencabut tuduhannya tersebut.
"Pernyataan Kapolres Sorong Selatan salah satu penghinaan dan kriminalisasi KNPB yang berjuang secara damai bermartabat berdasarkan prinsip dan aturan dalam AD/ART organisasi yang selalu mengedepankan nilai-nilai moralitas, demokrasi dan hak asasi manusia HAM. Pernyataan kapolres Sorong Selatan menuduh KNPB terlibat dalam penyerangan terhadap 4 TNI di kisor tidak benar," ucap Choiruddin dalam keterangan tertulis pada Senin, 6 September 2021.
Sebelumnya, Pos Koramil di Kampung Kisor diserang pada Jumat, 3 September 2021. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) mengaku bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan empat orang anggota TNI ini.
KNPB, kata Choiruddin, tidak pernah menginstruksikan para anggotanya untuk menyerang atau membunuh anggota TNI-Polri. Sebab, visi dan misi KNPB jelas secara nasional, yakni Sorong-Merauke berjuang berasaskan pada nilai-nilai humanis.
"Perjuangan kami menuntut Papua merdeka bukan karena membenci orang Indonesia yang ada di Papua. Kami juga tidak memusuhi aparat TNI polri yang ada di Papua," kata Choiruddin.
Choiruddin menyatakan, pihak yang menuduh organisasinya hanyalah permainan pihak tertentu untuk melegalkan pembangunan kodim dan koramil di setiap distrik, serta pos polisi di Kabupaten Maybrat. "Tuduhan terhadap KNPB terlibat dalam aksi penyerangan di kisor adalah bentuk kriminalisasi dan kambing hitam," ujar Choiruddin.
Baca juga: TNI Tambah Pasukan Usai Serangan OPM ke Pos Koramil Papua Barat