TEMPO.CO, Malang - Dua remaja berseragam putih abu-abu sibuk menuangkan beras ke dalam puluhan kantong plastik kemasan 5 kilogram di Pos Koordinasi Gerakan Malang Bersatu Melawan Corona (MBLC) di Jalan Pandan 5, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.
Kantong-kantong berisi beras disatukan dengan mie instan, minyak goreng, dan gula. Seluruh paket sembako itu segera dikirim ke sejumlah warga yang sedang menjalani isolasi mandiri atau isoman. Paket bantuan juga diberikan kepada keluarga-keluarga yang terdampak pandemi Covid-19.
“Tugas pokok saya di sini begini ini. Saya dan Mas Ifron ikut membantu sukarelawan-sukarelawan lain yang lebih senior. Kami senang bisa menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk membantu warga yang terdampak Covid-19,” kata Moura Eka Sandrina, 16 tahun, kepada Tempo, Kamis siang, 12 Agustus 2021.
Moura tercatat sebagai siswa kelas dua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lawang, Kabupaten Malang. Dia ditemani Ifron Petrus Andries, pelajar kelas tiga Jurusan Multimedia SMK Negeri 4 Malang.
Moura sudah hampir dua bulan jadi relawan di MBLC. Kesediaan gadis kelahiran Mataram, 17 Mei 2005, ini berawal dari keprihatinan melihat tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia dan secara khusus di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu).
Bagaimana awal mula Moura mau menjadi relawan?