Merujuk pada pengertian Pendidikan Vokasi yang tercantum pada UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Pendidikan Vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
Merujuk pada pengertian tersebut artinya Pendidikan Vokasi merupakan pendidikan yang menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan spesifik. Pendidikan Vokasi juga akan menyediakan lulusan-lulusan berketerampilan khusus yang dibutuhkan oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Baca Juga:
Pendidikan Vokasi dan DUDI adalah dua elemen yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya perlu berjalan beriringan. Maka dari itu, Pendidikan Vokasi dan SMK secara khitahnya memang sejak awal harus sudah terhubung dengan Industri. Namun, dengan adanya pandemi ini membuat lonjakan angka dari lulusan dari Pendidikan Vokasi yang berbanding terbalik dengan penurunan jumlah lapangan kerja dari DUDI.
Untuk itu, menurut Ahmad Saufi selaku Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemdikbud, di tengah pandemi seperti ini khususnya, para pihak dari tiap elemen ini perlu duduk bersama untuk mengkomunikasikan spesifikasi lulusan yang memang dibutuhkan oleh DUDI. Hal ini dimaksudkan agar lulusan dari Pendidikan Vokasi dapat terserap dengan baik oleh DUDI.
“Dua elemen ini perlu saling berkomunikasi antara Pendidikan Vokasi dengan industri dengan cara masing masing membuka diri terkait apa yang diinginkan secara spesifik dan apa potensi yang dimiliki,” jelasnya.
Baca Juga:
Saufi menambahkan, “Menurut pandangan kami untuk menjaga hubungan antara Pendidikan Tinggi Vokasi dengan DUDI harus didasarkan pada penentuan haluan yang sama. Dengan menentukan haluan yang sama, berarti keduanya bisa sama-sama mengembangkan layar yang sama dalam mengarungi bahtera tantangan kemajuan dunia,” tuturnya.
Menurutnya, penentuan haluan ini harus sesering mungkin dilakukan dengan cara membuka ruang diskusi, berdebat maupun berargumen tentang pembangunan nasional dan bagaimana peran masing-masing, baik industri maupun pendidikan tinggi vokasi.
Saufi juga mengatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi harus diubah. Ini dikarenakan, selama ini Pendidikan Vokasi dianggap sebagai pendidikan kelas dua, bukan pilihan utama untuk melanjutkan studi.
“Maka dari itu, kini Direktorat Mitras DUDI berupaya meyakinkan publik bahwa lulusan vokasi siap kerja itu adalah benar. Kami mengumpulkan dan menampilkan beragam best practice yang dihasilkan dari Pendidikan Tinggi Vokasi, baik dari keterserapan kerja di DUDI, kesuksesan alumni dan pembelajaran yang selaras dengan industri,” ungkap Saufi kepada Tempo, Selasa (15/12).