TEMPO.CO, Bandung - Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa, mengatakan TNI Angkatan Darat memiliki banyak lembaga pendidikan, seperti Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) yang saat ini disorot karena kasus Covid-19. Ia menyatakan lembaga pendidikan tersebut ada di seluruh Indonesia.
“Jadi pertanyaannya, kenapa di dua lembaga (Secapa TNI AD dan Pusdikpom) pendidikan ini. Itu yang kita terus evaluasi,” kata Andika di Makodam III/Siliwangi, Bandung, Sabtu, 11 Juli 2020.
Andika menjelaskan sekolah pendidikan yang dikelola TNI Angkatan Darat tidak melulu dihuni oleh prajurit. Sebab ada juga keluarga dari staf dan para pengajar yang tinggal di lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu, KASAD enggan menyimpulkan kasus Covid-19 yang terjadi di Secapa AD Bandung.
“Di dalam pagar begini juga tinggal keluarga. Keluarga ini juga punya aktivitas dan aktivitas di semua lembaga pendidikan itu bergantung pada situasi yang diterapkan pemerintah daerah,” tutur KASAD.
Andika mencontohkan soal hak pelesir atau berlibur bagi peserta didik sekolah militer. Pada satu daerah yang sedang menerapkan PSBB misalnya, hak pelesir dicabut sementara. Namun ia menyatakan setiap daerah menerapkan situasi atau PSBB yang berbeda.
“Yang jelas ini menjadi pelajaran bagi kami. Kita sudah lakukan beberapa evaluasi, termasuk (melakukan) penyemprotan desinfektan, tidak hanya di lingkungan luar, atau eksterior, tapi juga di dalam ruangan,” kata Andika.
Tak hanya itu, lanjut Andika, TNI AD akan mengupayakan pencegahan agar kasus Covid-19 di Secapa TNI AD dan Pusdikpom tidak berulang. Keputusan TNI AD melakukan pemeriksaan Covid-19 pada penghuni Secapa AD menjadi upaya untuk mencegah penularan lebih luas.
Di sisi lain, Andika Perkasa mengklaim, TNI Angkatan Darat sejak awal tidak menutupi kasus Covid-19. “Tidak ada yang kami tutupi karena itu fakta. Sampai sekarang pun yang kami jelaskan juga sangat terbatas. Artinya, memperbaiki yang kurang bagus. Pokoknya sejak hari H sudah kami tangani, itu saja,” kata KASAD.
AHMAD FIKRI