Ada pula cerita dari istri Arief, Leila, tentang sepenggal kisah mereka sebelum pernikahan. Saat opname di rumah sakit, Leila membawakan Arief sepaket makanan dengan lauk ikan goreng. Ketika kembali ke ruang opname, Leila merasa senang karena masakan sudah habis.
Namun ia bertanya-tanya mengapa tak ada sisa duri ikan. Leila sempat sedikit jengkel saat mendengar jawaban Arief. "Kasihan ikan itu, tadi saya kubur di belakang," kata Dodi menirukan kisah Leila.
Humor lain yang diceritakan Dodi ialah pengalamannya pada akhir 1980-an. Dodi dan teman-temannya, mahasiswa Fisipol UGM ketika itu, mengundang Arief dalam diskusi buku yang diterjemahkan dari disertasinya, Jalan Demokratis Menuju Sosialisme: Pengalaman Chile di Bawah Allende.
Moderator Yahya Qolil Staquf duduk di tengah, Arief di sisi kirinya, sedangkan Mohtar Mas'oed di sisi kanan. Yahya mengatakan posisi duduk itu bukan tanpa alasan. "Kita semua tahu, Pak Arief itu selalu di kiri," kata Yahya, disambut tawa sekitar 150 peserta diskusi.
Seraya tersenyum, Arief merespons ledekan kiri itu. "Moderator ini tampaknya keliru membaca. Dari sudut tempat duduk anda semua yang berada di depan saya, saya masih terlihat sangat kanan," kenang Dodi.