TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Kuskrido Ambardi mengenang Arief Budiman sebagai sosok yang kerap berhumor kendati hidupnya juga dibayangi teror. Sederet kenangan lekat dalam ingatan Dodi, sapaan Kuskrido, tentang sosok mertuanya ini.
Arief meninggal pada Kamis, 23 April 2020 di usianya yang ke 79 tahun. Sosiolog kelahiran 3 Januari 1974 ini meninggalkan istrinya, Leila Chairani dan dua anaknya, Adrian dan Santi, serta empat cucu.
"Perjalanan itu akhirnya sampai pada batas. Dua belas tahun terakhir Arief Budiman terdera Parkinson, yang perlahan menurunkan kemampuan fisiknya," kata Dodi lewat laman Facebooknya, Jumat, 24 April 2020. Dodi memperbolehkan Tempo mengutip tulisannya.
Dodi mendapatkan cerita tentang Arief dari berbagai sumber. Salah satunya dari teman-teman Arief di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat. Pada 1990-an, kata Dodi, mereka mengundang Arief menjadi salah satu pembicara seminar.
Untuk menghormatinya, mereka menyediakan jemputan mobil bagi Arief yang berangkat dari Salatiga dan berhenti di Terminal Pulogadung. Di tengah jalan, mobil tua yang ditumpangi itu mogok. Alhasil, para penjemput, kecuali sopir turun beramai-ramai untuk mendorong mobil itu.
"Saat itulah mereka terkejut, Arief Budiman bersebelahan dengan mereka ikut mendorong mobil mogok itu. Arief Budiman kok mendorong mobil, teriak teman itu sambil terbahak," tulis Dodi.