TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa tak menjawab tegas saat ditanya niatnya maju sebagai calon ketua umum di Muktamar PPP mendatang. Alasannya, sejumlah nama lain juga belum tegas menyatakan bakal maju.
"Ada Pak Sekjen yang tidak ingin maju, ada Pak Amir yang tidak ingin maju, katanya. Kalau tanya sama saya, kan susah, masa cuma saya sendiri kan. Ya kita lihat aja," kata Suharso di kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 4 Januari 2020.
Lima nama yang disebut menjadi bakal kandidat caketum PPP. Selain Suharso, empat nama lain adalah Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, Wakil Ketua Umum PPP Mardiyono, Waketum sekaligus Ketua Fraksi PPP DPR Amir Uskara, dan politikus senior PPP Ahmad Muqowam.
Suharso mengatakan partai dakwah memiliki semacam kesepakatan bahwa ketua umum sebaiknya tidak menempati jabatan politik. Namun, Suharso juga menyinggung sejarah kepemimpinan di PPP. Hamzah Haz dan Suryadarma Ali, kata dia, justru menjadi wakil presiden dan menteri saat menjabat sebagai ketua umum. "Itu tidak masalah," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional ini.
PPP melalui musyawarah kerja nasional (Mukernas) pada 14-15 November lalu memutuskan akan menggelar Muktamar setelah Pilkada 2020. Rencana ini dipercepat dari jadwal seharusnya pada 2021. Namun, kata Suharso, mereka masih mencari peluang untuk menggelar Muktamar sebelum pilkada. Alasannya PPP perlu segera melakukan konsolidasi untuk menyongsong Pemilu 2024. "Kalau tidak, ya setelah pilkada tapi tentu tidak di akhir 2020."
Suharso mengklaim tak ada lagi dua kubu di PPP buntut Muktamar Jakarta dan Muktamar Surabaya. Secara legal dan formal, kata dia, mereka sudah melebur kembali menjadi satu. Suharso mengaku memiliki hubungan baik dengan Humphrey Djemat dan Djan Faridz, ketua umum dan mantan ketua umum PPP Muktamar Jakarta. "Jadi tinggal ya kalau itu (merasa kubu-kubuan) sedikit sekali (pendukung mereka).”
Ia menduga hanya orang-orang di sekitar keduanya yang memancing-mancing untuk membuat air keruh. “Mereka membuat pancingan. Mudah-mudahan kami tidak sampai seperti itu," ujar Suharso.