TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Presiden 2014-2019 Jusuf Kalla atau JK menerima penghargaan Hamengku Buwono IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pada Kamis, 19 Desember 2019.
"Saya sendiri mengenal Pak JK sudah cukup lama sejak masa Bapak Soekamdani Gitosardjono sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia pada tahun 1982," kata Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan di acara Malam Orasi Penerima Anugerah HB IX di Pagelaran Keraton Yogya Kamis petang, 19 Desember 2019.
Sultan mengatakan JK merupakan seorang pelobi ulung. Hal ini terbukti kemudian setelah JK menjabat wakil presiden.
"(JK) menjadi diplomat ulung dalam penyelesaian masalah Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)," kata Sultan yang dalam penilaiannya itu merujuk buku “Ombak Perdamaian, Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh”.
JK, kata Sultan, telah menegaskan bahwa tidak mungkin merekonstruksi Aceh sebagai dampak tsunami tanpa kepastian keamanan, tanpa adanya perdamaian dengan GAM.
Sehingga akhirnya dalam nota kesepahaman antara Indonesia dan GAM di Helsinki, Finlandia, disepakati sejumlah isu tentang Amendemen Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), membuat Pemerintahan Aceh yang baru, dan pembentukan partai lokal.
Tidak hanya soal Aceh, tetapi dalam Perjanjian Malino I tentang konflik Poso dan Ambon pada Malino II, kata Sultan, peran JK sebagai ice-breaker yang elegan dan taktis, sangat terasa.