TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menampik akan membicarakan koalisi dalam pertemuan dengan Partai Keadilan Sejahtera pekan depan. Priyo mengatakan kedua partai baru akan merumuskan gagasan alternatif sebagai sesama partai yang ada di luar kekuasaan.
"Belum sampai sejauh itu (berkoalisi). Tapi ada pikiran-pikiran untuk meramu gagasan alternatif," kata Priyo kepada Tempo, Jumat malam, 15 November 2019.
Partai Berkarya akan berkunjung ke kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan pada Selasa pekan depan, 19 November 2019. Setelah itu, ujar Priyo, ganti PKS yang akan menyambangi Berkarya.
Meski begitu, Priyo mengatakan partainya juga berencana membuka ruang koalisi di pilkada 2020. Dia berujar Berkarya memiliki lebih dari 160 kursi yang tersebar di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota di pelbagai daerah. "Ini modal dasar dan potensi yang kami syukuri sebagai partai pendatang baru," ujarnya.
Bekas politikus Golkar ini juga menyinggung pihak-pihak yang merapat ke koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin selepas Pemilu 2019. Berkarya merupakan salah satu pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di pilpres 2019. "Api demokrasi tidak boleh redup hanya karena banyak orang berduyun-duyun merapat kepada kekuasaan. Kualitas demokrasi mestinya tetap harus terjaga," ucapnya.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal mengatakan partainya akan terus menjalin komunikasi dengan partai-partai di luar pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Dia tak menampik hal ini sebagai langkah membangun kekuatan oposisi menyongsong 2024.
Mustafa juga menjelaskan alasannya menggandeng partai-partai politik yang belum lolos parlemen. Berkarya misalnya, meski belum lolos ke Senayan tetapi memiliki kader dan basis di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. "Seluruh partai politik peserta pemilu, meski belum lolos, sebagai entitas politik punya kedaulatan yang sama untuk menyampaikan suara rakyat," kata Mustafa.
BUDIARTI UTAMI PUTRI