TEMPO.CO, Jakarta - Pakar komunikasi politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Arteria Dahlan semestinya meminta maaf kepada mantan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup Emil Salim. Arteria menuai kritik publik karena sikapnya yang dianggap tak sopan kepada cendekiawan sepuh itu dalam acara Mata Najwa Rabu malam, 9 Oktober 2019.
"Kalau berpikir dewasa sih mestinya enggak perlu didesak publik langsung saja meminta maaf secara terbuka," kata Adi kepada Tempo, Kamis, 10 Oktober 2019.
Menurut Adi, Arteria semestinya mengakui saja bahwa pola komunikasinya memang tak elegan, apalagi kepada orang yang lebih tua. Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini juga berpandangan semestinya fraksi PDIP memberikan teguran kepada Arteria.
"Kalau semalam model komunikasi Arteria dianggap enggak wajar, (fraksi) minta maaf aja biar publik tahu. Atau jangan-jangan yang dilakukan Arteria mewujudkan pola komunkasi PDIP secara umum?" kata Adi.
Dalam bincang-bincang Mata Najwa bertajuk "Ragu-ragu Perpu" tadi malam, Arteria ngotot menyebut revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tak melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia menyudutkan Emil Salim dan menyebutnya sesat lantaran berpendapat lain.
Tak cuma itu, Arteria juga menyudutkan narasumber lain yang berseberangan pendapat dengan dirinya, yakni Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan dan Direktur Pusako Universitas Andalas Feri Amsari.