TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Sejarah (Kapusjarah) TNI Brigjen TNI Prantara Santosa mengatakan semangat nasionalisme para generasi milenial akan merosot jika mereka tak peduli pada sejarah bangsanya sendiri.
Baca juga: Peneliti LIPI Jelaskan 4 Alasan Migrasi Suara Jokowi ke Prabowo
"Jika dikaitkan dengan penetrasi budaya asing yang kian meningkat, maka pada akhirnya rasa nasionalisme atau militansi kepada Tanah Air akan menurun," kata Prantara usai Rapat Koordinasi Teknis Sejarah TNI TNIdi Museum Satriamandala, Jakarta Selatan, dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Rabu, 27 Maret 2019.
Meski demikian, kata Prantara, generasi milenial tak akan mudah dipengaruhi budaya asing jika mereka paham dengan sejarah bangsanya sendiri. Dalam rangka mencapai tujuan itu, Prantara mencanangkan gerakan yang diberi nama 'Genta Bangsa Indonesia'.
"Genta Bangsa Indonesia adalah upaya Pusjarah TNI menggelorakan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa kepada generasi muda milenial," ujar Prantara. "Supaya (mereka) tetap berpijak kepada nilai-nilai luhur perjuangan bangsa dan tidak tergerus oleh akibat negatif arus globalisasi," lanjut dia.
Genta Bangsa Indonesia merupakan gerakan yang menampilkan sosok imajiner bernama Genta. Genta digambarkan sebagai sosok milenial yang pintar, kekinian, dan memiliki rasa cinta serta kebanggaan pada sejarah.
Dengan adanya pencanangan Genta Bangsa ini, Pusjarah TNI berharap akan terciptanya generasi milenial yang cinta dan bangga pada sejarah perjuangan bangsanya sendiri. Sehingga, perasaan cinta pada sejarah bangsa ini dapat menjadi benteng pertahanan dalam menjaga persatuan dan kesatuan menghadapi berbagai ancaman.
Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini nasionalisme Indonesia tengah menghadapi tantangan yang amat besar. “Oleh karena itu, generasi milenial sebagai pewaris perjuangan bangsa harus meneladani para pahlawan serta tokoh-tokoh pendiri bangsa ini,” kata Rizal.
Baca juga: LIPI Tak Keluarkan Hasil Survei yang Menyebut Prabowo Unggul
JJ Rizal berharap Pusjarah TNI mampu mengedukasi generasi milenial tentang keteladanan para pahlawan nasional melalui berbagai cara. Cara-cara itu seperti pengangkatan nama-nama pahlawan nasional melalui pembuatan film pendek. “Serta pemaksimalan peran media sosial atau website Pusat Sejarah TNI,” ujar Rizal.