TEMPO.CO, Jakarta - Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII diwarnai dengan kasus dugaan penyelewengan dana kemah tahun 2017 yang turut menyeret Ketua Umum Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca juga: Pemilihan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Diundur
Tak hanya Dahnil, salah satu calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang tengah ikut bersaing dalam suksesi di organisasi itu, yakni Ahmad Fanani, juga ikut diperiksa polisi dalam kasus yang diinisiasi Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut.
Tak ayal, kasus dana kemah ini menjadi bola liar saat muktamar. Salah satu isu yang berkembang kuat jika pelaporan kasus dana kemah itu ke polisi berasal dari kalangan internal. Tudingan pun ikut mengarah ke calon-calon ketua umum lain yang notabene tak ikut terseret atau diperiksa polisi dalam kasus itu. Apalagi calon yang bersaing dari enam mengerucut menjadi tiga calon saja dan membuat persaingan kian sengit antar calon.
"Munculnya isu tentang (siapa) yang melaporkan (kasus dana kemah) itu kami anggap sebagi ujian bagi organisasi ini," ujar salah satu calon ketum Pemuda Muhammadiyah, Ahmad Labib di sela menghadiri proses pemilihan ketua umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Rabu 28 November 2018.
Labib yang kini juga tengah mencalonkan diri sebagai calon legislatif Partai Golkar di wilayah Jawa Timur itu mengatakan pihaknya memilih berhati-hati menanggapi isu adanya permainan internal dalam pelaporan dana kemah tersebut.
"Karena kasus dana kemah ini bisa menjadi fitnah bagi (calon ketum) yang lain," ujarnya.
Labib sendiri berharap jika temuan kasus dugaan penyelewengan dana kemah itu hasil kerja dari polisi sendiri. Bukan karena permainan internal Pemuda Muhammadiyah. Labib pun berharap kasus dana kemah ini tak benar terjadi dan segera berakhir tanpa ada anggota Pemuda Muhammadiyah yang berurusan dengan hukum lagi.
"Kasus dana kemah ini jelas sangat membuat kami semua bersedih, karena ini merusak nama besar persyarikatan," ujarnya.
Labib mengatakan, ia tak berani menduga apakah kasus dana kemah ini sebagai bentuk rekayasa atau kriminalisasi pada tokoh Pemuda Muhammadiyah.
"Mungkin dianggap upaya kriminalisasi mungkin karena dekat dengan acara muktamar," ujarnya.
Sedangkan calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah lain, Sunanto mengaku juga ikut terpukul dengan kasus dana kemah ini.
"Pemuda Muhammadiyah kan seperti satu tubuh, jika satu bagian sakit semua ikut merasakan sakit," ujar pria yang berlatarbelakang aktivis sosial itu.
Sunanto yang duduk sebagai Ketua Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pemuda Muhammadiyah itu pun menyatakan siap mendampingi secara hukum tokoh dan kader yang terseret kasus itu.
Baca juga: Dahnil: Ada Potensi Politik Uang di Muktamar Pemuda Muhammadiyah
Menanggapi munculnya opini berkembang jika pelaporan dana kemah itu dari kalangan internal, khususnya dari calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah yang bersaing, Sunanto menganggap itu sebagai hal wajar yang sengaja dihembuskan sejumlah pihak.
"Pasti akan dikaitkan ke muktamar kasus itu, hal yang wajar seperti itu," ujarnya. Namun ia menuturkan secara pribadi tak akan memakai cara cara kotor atau blackcampign atas kasus itu demi menjatuhkan pesainnya.
"Kami akan bersaing dengan adu gagasan, bukan dengan cara blackcampign seperti itu (pelaporan ke polisi)," ujarnya.