TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menanggapi rontoknya kader-kader partainya di daerah. Sohibul mengisyaratkan, keputusan memisahkan diri para kader itu harus dihormati.
Baca: Guyon Mardani Ali Sera dan Dahnil soal Politikus Kemarin Sore
"Kalau di PKS sudah tidak bahagia, ya, silakan," kata Sohibul saat ditemui awak media di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Ahad malam, 28 Oktober 2018.
Sohibul mengaku tak mengetahui dasar para kader tersebut beramai-ramai memisahkan diri dari PKS. Belakangan, santer kabar para kader PKS di daerah memutuskan mundur secara bersama-sama dari partai bergambar padi dan bulan sabit itu.
Belum lama ini, ada 50-an kader PKS di Binjai yang mengumumkan mundur. Begitu juga dengan 80 kader di Banyumas. Lantas, sejumlah kader di Mojokerto mengungkapkan sikap serupa.
Baca: Dahnil Anzar: Negeri Ini Harus Dipimpin Politikus Kemarin Sore
Sohibul tak menafikan bahwa bergabung dengan partai adalah keputusan sukarela.
Begitu juga dengan keputusan memisahkan diri. Ia tak dapat melarang.
"Kami mendoakan mereka yang tidak bahagia di PKS. Semoga bisa memberikan kontribusi yang lebih baik (di tempat lain)," ujarnya.
Saat disinggung soal kemungkinan kader muncul karena adanya Garbi, Sohibul enggan menjawab. Ia hanya mengimbau, kader yang masih bergabung dengan partainya tak sebaiknya menciptakan kegaduhan. "Kalau baik jangan gaduh. Jangan memaksa," katanya.